Moment Hardiknas 2021, PKC PMII Kaltimra Nilai Isran Kurang Perhatikan Polemik Pendidikan Di Kaltim

Loading

FAKTANUSA, Balikpapan – Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang diperingati hari ini masih dianggap menyisakan pilu di Kaltim. Selain karena Pandemi Covid-19 dimana anak didik tak bisa menikmati suasana sekolah tatap muka dalam setahun terakhir. Namun kendala-kendala lain di daerah kerap jadi penghadang mewujudkan peningkatan sumber daya manusia (SDM) di Kalimantan Timur. Padahal, Kaltim juga akan jadi pusat pemerintahan Ibu Kota Negara (IKN) nantinya.
Memperingati Hardiknas, Pengurus Koordinator Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PKC PMII) Kaltim-Kaltara, Zainuddin menilai lemahnya perhatian Pemerintah Provinsi kaltim dalam menyelesaikan problematika pendukung sarana belajar mengajar di daerah-daerah. Seperti yang terjadi di Kabupaten Paser misalnya, ada 20 desa yang sampai hari ini belum teraliri listrik, padahal sekolah sedang di onlinekan karena pandemi. “Padahal proses belajar mengajar di era pendemik Covid-19 tidak ada tatap muka dan serba menggunakan teknologi, tentu hal tersebut sangat membutuhkan listrik,” ungkap Zai kepada faktanusa, minggu (2/5/2021).
Masih soal listrik, sambungnya, di Kabupaten Kukar juga demikian. Setidaknya ada 17 Desa yang belum teraliri listrik di sana. Belum ada tindakan kongkrit Gubernur Kaltim, Isran Noor atasi keterbatasan listrik di daerah-daerah. “Yang saya tau, Gubernur kita memiliki visi-misi dalam menciptakan SDM yang berakhlak mulia dan berdaya saing, itu adalah janjinya dan belum tertunaikan,” papar Zay.
Ia menuturkan di tengah arus teknologi yang makin masif, masih ada pula daerah yang kesulitan jaringan internet seperti yang terjadi di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), tepatnya area Itci. Di sana, lanjut Zay, sinyal susah didapatkan terutama saat hujan. “Peringati Hardiknas tiap tahun yah begini di Kaltim, upaya pak Isran Noor belum kelihatan maksimal dalam meningkatkan infrastruktur SDM nya di daerah-daerah,” terangnya.
Lanjut zay dalam paparanya, ia merasa pilu melihat fakta dilapangan yang terjadi, bagaimana kondisi kaltim yang dipandang provinsi kaya namun ruang infrastruktur masih sangat payah.
“Saya sangat merasa pilu, saat mendengar kabar ada adik-adik siswa yang harus berjalan sekitar 2 jam lebih untuk mencari signal saat bersekolah secara daring. Bisa kita bayangkan dengan jarak yang amat jauh dan jalan kurang baik saat hujan deras, pembalajaran tentu akan terganggu,”ucapnya.
Ia meminta agar Gubernur Kaltim mampu melihat lebih dalam bagaimana persoalan pendidikan yang terjadi. Karena Kaltim juga lagi menyongsong IKN. Bagaimana pemerataan pembangunan infrastruktur, pengaliran listrik diberbagai desa juga harus segera dituntaskan. “inikan demi masyarakat Kaltim yang berdaulat secara merata sambut IKN nantinya,” tuturnya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top