Ada meme yang melintas via postingan WA berupa ajakan untuk ikut aksi anti komunis tanggal 5 Juni 2020. isu yang akhir-akhir ini marak sebagai respon terhadap Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP).
Terlihat beberapa kejanggalan yang mencuat dari kemasan isu ini. Pertama, seruan yang dikumandangkan adalah menjaga pancasila dari ancaman komunis. “Pancasila diancam komunis”, Loh, anehnya di mana?
kedua, seruan ini disuarakan di WAG oleh orang-orang yang sebelumnya menyuarakan isu Khilafah. “Keanehannya mulai nampak!”, apa yang sebelumnya dianggap Thaghut sekarang wajib dibela.
Ketiga, “Simpatisan Khilafah” ini kebanyakan dari mereka adalah “New Hijrah”, orang-orang yang melabeli diri agamis, atau para peng-aku pembela agama, yang sering membagikan postingan provokatif yang ujung-ujungnya menyerang pemerintah.
Keempat, Komunis dicitrakan layaknya monster yang sangat menyeramkan, menyebar ketakutan di segala penjuru, padahal hampir semua orang yang mengusung gerakan anti komunis ini adalah mereka yang mencitrakan dirinya sebagai Agamis, beriman, serta taat menjalankan perintah Tuhan secara total. Kok takut pada komunis, yang katanya tidak ber-Tuhan, artinya orang ber-Tuhan takut pada orang yang tidak ber-Tuhan. Bukankah orang-orang yang beriman tidak punya rasa rakut dan rasa sedih. Bukankah orang beriman punya Tuhan yang diyakini mampu menimpakan Adzab kepada siapa saja yang dikehendakinya.
Kelima, ada anggapan bahwa komunisme sama dengan Ateisme (?). Benarkah Komunisme sama dengan Ateisme? yang artinya mereka yang menganut paham Komunis adalah mereka yang tidak mengakui adanya Tuhan?. Benarkah … ?
Jawabnya tertiup di angin lalu…
(Melati Dari Jayagiri)