Faktanusa.com, Balikpapan – Puluhan orang mendatangi Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Balikpapan dengan mengatas nama Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Galeri Isu Strategis (Garis) Kalimantan Timur (Kaltim). Kedatangan LSM Garis Kaltim ini meminta DPRD Kota Balikpapan untuk menyelesaikan permasalah yang hampir tiap tahunnya terjadi, yakni dalam hal Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang ramai dibicarakan Masyarakat Kota Balikpapan. Kamis (24/6/2021).
Ketua LSM Garis Kaltim Ahmad Betawi mengungkapkan permasalahan penerimaan siswa baru tiap tahunnya selalu terjadi dan tidak ada titik temu. Bahkan tidak pernah ada evaluasi dan penyelesaiannya.
“Kami atas nama Warga Kota Balikpapan menuntut tegas kepada pemerintah kota (Pemkot) Balikpapan untuk segera menyelesaikan masalah pendidikan, terutama masalah gedung sekolah, tiap tahunnya masih selalu ada saja siswa yang belum mendapatkan sekolah Negeri sehingga perlu untuk penambahan bangunan sekolah baru,” ungkap Ahmad Betawi.
“Dan hampir tiap tahunnya penerimaan siswa tahun ajaran baru selalu saja muncul polemik, hal ini seharusnya sudah menjadi perhatian khusus untuk pemerintah Kota Balikpapan maupun provinsi Kaltim melalui Dinas Pendidikan dan kebudayaan,” tegasnya.
Ahmad Betawi juga menegaskan kasus pungli hampir selalu terjadi dalam setiap situasi pendaftaran anak sekolah dan bahkan tiap tahunnya.
“LSM Garis Kaltim juga menuntut kasus pungli yang hampir tiap tahunnya terjadi. Dan kita mengetahui kondisi masyarakat sekarang ini selama Covid-19 perekonomian mereka menurun.” kata Ahmad Betawi.
“Kami juga meminta pihak kepolisian ikut turun menangani keluhan terkait pungli saat PPDB ajaran baru. Dimana pihak Kepolisian membuka Posko untuk aduan masyarakat tersebut.” Sambungnya
Rapat Dengar Pendapat (RDP) dipimpin langsung oleh Ketua Komisi IV DPRD Kota Balikpapan Muhammad Taqwa mengatakan Bahwa Dinas pendidikan sebagai garda terdepan di dunia pendidikan segera harus kita bangun dan menambahkan kelas baru lalu penambah sekolah, namun. Terkendala biaya dikarenakan sudah 2 tahun biaya difokuskan untuk penanganan Covid-19.
“Sudah 2 tahun ini kita emang belum bisa membangun, karena pendanaan masih difokuskan untuk membiayai penanganan Covid-19.” Kata Muhammad Taqwa. (Shin/fn)