Faktanusa.com, Balikpapan – Polemik kelangkaan dan mahalnya tiket pesawat ke Balikpapan mendapat sorotan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Balikpapan. Anggota Komisi III DPRD, Nurhadi Saputra, mendorong maskapai penerbangan untuk menambah ekstra flight (penerbangan tambahan) permanen.
Menurut Nurhadi, lonjakan permintaan tiket pesawat ke Balikpapan tak lepas dari pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur. Ditambah lagi, beberapa bandara di daerah lain yang dulunya berstatus internasional kini telah ditutup.
“Hal ini menjadi masalah tersendiri. Kita lupa bahwa bandara lain ditutup untuk penerbangan internasional. Saya berharap maskapai yang tak beroperasi seperti Sriwijaya Air, Lion Air Group, dan Garuda bisa kembali melayani rute Balikpapan,” jelas Nurhadi, Senin (13/5).
Selain itu, Nurhadi juga menyetujui kebijakan Wali Kota Balikpapan yang melarang Aparatur Sipil Negara (ASN) bepergian ke luar kota tanpa tiket pulang pergi (PP). Kebijakan serupa juga diterapkan di lingkungan DPRD Balikpapan.
Namun, Nurhadi mempertanyakan disparitas harga tiket pesawat ke Balikpapan yang jauh lebih mahal dibandingkan kota lain. “Harganya agak mahal dan sangat terasa sekali. Ada apa yang membedakan? Padahal fasilitas bandara di Balikpapan tidak lebih baik dibandingkan Jakarta,” ungkapnya.
Nurhadi meminta pihak Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sepinggan (SAMS Sepinggan) Balikpapan untuk transparan terkait tingginya harga tiket pesawat. Apakah disebabkan oleh pajak parkir pesawat yang mahal atau faktor lainnya.
“Harusnya terbuka apa yang membedakan kok tiket ke Balikpapan itu lebih mahal. Kami juga sempat meminta agar adanya perbaikan sarana prasarana di Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan,” pungkasnya. (Adv/**)