FAKTANUSA, Balikpapan – Pandemi Covid-19 yang saat ini sedang melanda Indonesia berdampak pada ketidakpastian ekonomi sampai terganggunya perekonomian masyarakat yang berdampak pada menurunnya pemasukan hingga pemutusan hubungan kerja yang meningkat. Hal ini bisa mengancam ketersediaan dan kebutuhan pangan di rumah tangga.
Permasalahan ini menjadi inisiasi dari dibentuknya Kampung Tangguh ketahanan Pangan yang dibuat di RT 38 sebagai pilot project ketahanan pangan di Gunung Samarinda. Program yang dinisiasi oleh TIM KKN-KLB 46 Universitas Mulawarman (UNMUL,)Bhabinkamtibmas, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), LKM dan warga RT 38, Selasa (25/08/2020).
Menurut Saharuddin sebagai Ketua RT.38 Gunung Samarinda mengatakan “bahwa dalam pengerjaan inj dilakukan secara swadaya dari warga RT. 38, warga aktif dan ikut andil dalam mendukung program ini dengan membantu dalam pembuatan kolam lele ”. Lokasi pembuatan kolam lele dilakukan dengan memanfaatkan lahan warga yang masih kosong dan tidak digunankan”. Tuturnya
Disamping itu Ketua RT. 38 menambahkan, saat ini besar kolam yang tersedia sebanyak 2 kolam dengan masing-masing kolam memiliki luas 18 m2 saat ini. Nantinya sesuai rencana program ini akan terbangun 6 kolam lele. Kami mengharapkan bahwa program ini bisa bermanfaat bagi masyarakat RT. 38 khususnya dan Gunung Samarinda pada umumnya serta mendapat dukungan lebih dari pihak lain. “Tentu saya berharap program ini bisa membantu warga yang mengalami kesulitan akibat dampak dari Covid-19 dan tetap berjalan walaupun nantinya pandemi telah usai”. Pungkasnya
Program ini didukung oleh Kelurahan Gunung Samarinda dan LPM serta KKN-KLB 46 UNMUL. Lurah Gunung Samarinda juga mengucapkan banyak terima kasih kepada mahasiswa KKN-KLB 46 UNMUL.
“Kami ucapkan terima kasih atas bantuannya dari mahasiswa KKN-KLB 46 Unmul yang menfasilitasi dengan mengajukan bibit dan pakan lele kepada Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan”. Ucap Tarso, S.E. sebagai Lurah Gunung Samarinda.
Program ini telah dipersiapkan sejak pertengahan Juli lalu sampai dengan tanggal 22 Agustus 2020 pelepasan lele ke kolam dilakukan oleh masyarakat saat ini .
Lury Adrianto menyampaikan, bahwa pada program ketahanan pangan ini selain kami ikut terlibat menjadi inisiator kami juga menjadi fasilitator. Luky juga mengungkapkan harapannya “Kami berharap agar program ini tetap terus berjalan dan dikembangkan, tidak hanya budidaya lele namun juga dijalankan inovasi produka pangan pasca panen yang sudah kami tawarkan yaitu membuat produk abon lele sehingga dapat menjadi peluang bisnis UMKM lokal yang dapat menggerakkan prekonomian masyarakat RT. 38. Tuturnya
Tarso, sebagai Lurah juga memiliki harapan lebih kedepan mengenai program ketahanan pangan ini. “Saya pribadi juga sangat berharap kepada warga setempat agar program ketahan pangan ini dikembangkan, tidak hanya pada sektor perikanan yang seperti saat ini, melaikan juga pada sektor pertanian seperti melakukan penanaman dengan metode hidroponik”. Tutupnya