Faktanusa.com, Balikpapan -Berkolaborasi dengan DPD IKA Pakarti Kota Balikpapan Mempersembahkan Pagelaran Wayang Kulit Semalam Suntuk bersama menghadirkan 3 Dalang Muda Kota Balikpapan yaitu Ki Ferdyan Trisangga, Ki Gilang Wisnu Carito dan Ki Wahyudi dengan Lakon Pandawa Sajen.
Wayang Kulit semalam suntuk yang di gelar di halaman parkiran Rumah Jabatan DPRD Kota Balikpapan jalan ARS Muhammad. Sabtu (26/3/2022) malam.
Acara di Mulai Dengan Pembukaan sambutan dari Ketua DPRD Kota Balikpapan Bapak Abdulloh, S.Sos dan meberikan Simbolis berupa wayang kulit kepada ke 3 dalang Muda Kota Balikpapan.
Foto – Ketua DPRD Kota Balikpapan, Abdulloh, S.Sos
Dalam kegiatan ini turut hadir Unsur Forkopimda Kota Balikpapan, Camat dan Lurah Se Kota Balikpapan.
Ketua DPRD kota Balikpapan, Abdulloh, S.Sos mengatakan pagelaran wayang kulit tersebut sebagai ujicoba dimulainya pentas-pentas seni dan budaya serta kegiatan lainnya.
“Pagelaran wayang kulit ini ujicoba, setelah Covid-19 dapat dikatakan tidak ada lagi dan Inshaallah hangus di muka bumi ini termasuk di kota Balikpapan,” kata Abdulloh, kepada awak media, di sela-sela pagelaran wayang kulit.

Foto – Para tamu undangan yang hadir untuk menyaksikan wayang kulit semalam suntuk di Rumjab DPRD kota Balikpapan
“Tentunya panitia pelaksana sudah mendapat izin dari Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kota Balikpapan untuk menggelar wayang kulit semalam suntuk yang dihadiri 1.000 hingga 2.000 orang.
“Kami panitia mengundang masih agak was-was. Tapi Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) Kota Balikpapan menyatakan boleh 1.000 sampai 2.000 orang untuk hadir untuk menyaksikan wayang kulit semalam suntuk.”!jelas Abdulloh.

Dijelaskan, bahwa Malam ini adalah malam perdana pagelaran wayang kulit semalam suntuk yang langsung dinakhodai tiga dalang muda atau dalang beken Kota Balikpapan.
“Mudah-mudahan setelah ini bisa ada pagelaran-pagelaran seni budaya lainnya. Mengingat Kota Balikpapan penduduknya hetrogen sehingga beragam budaya nusantara siap digelar. Semua budaya ada di Balikpapan, budaya lokal, hingga budaya daerah-daerah lain,” pungkasnya. (Shin/fn)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *