Faktanusa.com, Balikpapan – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kota Balikpapan Rahmatia melaksanakan Serap Aspirasi (Reses) Dalam masa sidang III tahun 2022, yang dilaksanakan di lingkungan RT 7 Kelurahan Baru Ulu, Balikpapan Barat, pada Senin (31/10/2022) siang.
Reses menghadirkan Dinas Perhubungan (Dishub) kota Balikpapan, perwakilan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) kota Balikpapan, perwakilan PDAM, perwakilan BPJS Kesehatan Kota Balikpapan serta pihak kelurahan Batu Ulu.
Berbagai macam aspirasi disampaikan warga RT 7 dan RT 8 Baru Ulu, mulai dari Penerangan Jalan Umum (PJU), pemasangan PDAM, masalah tunggakan BPJS, hingga mahalnya harga gas.
Seperti Ketua RT 7 Baru Ulu Edi mengeluhkan terkait dengan lampu jalan yang mati. Bahkan ia mengaku sudah beberapa kali melapor namun sampai saat ini belum ada perbaikan.
Selain itu, mewakili warga RT 7 dan RT 8 Baru Ulu, ia minta agar pihak DPRD dapat membantu pemasangan PDAM lingkungannya, mengingat daerah lain bisa terpasang, tetapi ditempatnya justru belum air.
“Mohon bantuannya, dan jangan bedakan kami sama daerah lain, kami sama-sama bayar. Kami lebih baik tidak ada listrik ketimbang air, karena air kebutuhan kami,” keluh Edy ketua RT 7.
Disampaikan juga Mukhlis warga RT 7 ia meminta agar pengobatan tingkat pertama (Puskesmas), standar obatnya bisa ditingkatkan. Karena selama ini, saat anak panas dan berobat, itu tidak ada perubahan, meski obatnya sudah habis.
“Obat anak yang didapat di puskesmas ditingkatkan lagi, karena yang diberikan tidak membuat perubahan meskipun obat sudah habis.” kata Mukhlis warga RT 7.
Menanggapi keluhan warga terkait pemasangan PDAM. Rahmatia mengatakan, permasalahan PDAM dilingkungan ini memang sangat prioritas, mengingat masih banyak warga RT 7 dan 8 yang belum bisa menikmati air bersih, maka itu ia katakan untuk tidak membedakan dengan daerah lain.
“Karena informasinya saat ini di RT lain ada pemasangan, sementara RT 7 dan 8 mau pasang justru tidak ada,” ucap Rahmatia kepada awak media, usai reses.
Bahkan pihak PDAM mengatakan jika di tahun 2023 akan ada dua titik pemasangan sumur bor untuk warga. Hal ini yang akan ia kejar demi kenyamanan masyarakat, dan diharapkan tahun 2023 mendatang bisa terealisasi.
“Jadi dikarenakan tidak ada PDAM, sehingga warga harus memanfaatkan air hujan dan beli air tandon,” ujarnya.
Rahmatia berharap melalui Reses ini PDAM bisa lebih diperhatikan agar bisa menindaklanjuti lebih serius. Karena masyarakat ini sama-sama bayar air.
Selain itu keluhan warga tentang BPJS Gratis untuk mandiri kelas III yang diberikan pemerintah. Dirinya minta agar pihak BPJS tidak menyulitkan perihal BPJS, dan dapat membantunya seperti keringanan dalam pembayaran tunggakannya.
“Namun untuk masalah peninggian jembatan diatas air, warga diminta untuk bersurat ke kelurahan untuk dilanjutkan ke PU. Agar bisa segera terealisasi,” pungkasnya.