Faktanusa.com, Balikpapan – Ardiansyah gelar Serap Aspirasi (Reses) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kota Balikpapan masa sidang II tahun 2023 di RT 66 kelurahan Karang Rejo. Kecamatan Balikpapan Tengah. Kamis (8/6/2023) malam.
Kegiatan reses Ardiansyah yang didampingi oleh anggota Komisi III DPRD Provinsi Kaltim Mimi Meriami BR Pane.
Keluhan warga yang paling menonjol masalah sekolah, karena minim sarana pendidikan, terutama untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri.

Ardiansyah mengatakan pada umumnya, masyarakat Balikpapan Tengah hampir tidak pernah menyisakan pertanyaan terkait dengan persoalan sarana pendidikan, terutama SMP Negeri. Karena hal tersebut merupakan salah satu persoalan pelik dari tahun ke tahun yang tidak pernah selesai hingga saat ini.
“Masalah sarana pendidikan warga meminta agar di wilayah Balikpapan Tengah segera dibangun sekolah SMP dan SMA Negeri. Sebab, tidak sedikit siswa siswi yang tidak tertampung, karena adanya aturan zonasi”, ujar Ardiansyah.
“Persoalan pendidikan di wilayah Balikpapan Tengah dari tahun ke tahun memang tidak pernah selesai. Saya menilai Pemerintah Kota Balikpapan kurang memperhatikan persoalan tersebut”, sambungnya.
Ardiansyah juga menjelaskan juga dengan adanya aturan zonasi di Balikpapan Tengah banyak siswa yang tidak tertampung.
“Saya bisa bilang kalau di Balikpapan Tengah termasuk darurat pendidikan, karena setiap kali saya reses, setiap saya dialog dengan masyarakat selalu saja mengeluhkan masalah sekolah. Memang kita akui, di Balikpapan Tengah hanya ada SMP 22. Apalagi dengan adanya aturan zonasi, sehingga banyak calon siswa yang tidak tertampung”, ujar Ardiansyah.

“Selama 4 tahun duduk di kursi parlemen, di kota Balikpapan Tengah tidak pernah ada pembangunan sekolah seperti yang diharapkan masyarakat di wilayah itu”, keluhnya.
Sementara, sekolah yang dibangun SMP baru-baru ini justru di Balikpapan Barat dan sekolah terpadu di Balikpapan Selatan. Pada hal pembangunan sekolah itu dibutuhkan di wilayah Balikpapan Tengah, yang seharusnya lebih diutamakan. Selama ini, calon siswa dari Balikpapan Tengah sering kali kesulitan mendapatkan tempat, karena daya tampung di sekolah yang ada sudah tidak mencukupi karena zonasi.
Untuk menjawab persoalan itu, pihaknya mengaku sudah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kota Balikpapan. Dan untuk pembangunan sekolah SMP di wilayah Balikpapan Tengah masih dalam tahap evaluasi.
“Mudah-mudahan itu betul-betul dilaksanakan. Karena dari awal sejak Wali Kota terpilih Rahmad Mas’ud dalam pidato pertamanya pernah mengatakan akan membangun SMP di Balikpapan Tengah, saya masih ingat betul itu. Dulu rencananya akan dibangun di lapangan tenis Manuntung, Mekarsari. Tapi, sampai mau habis jabatan saya belum juga terbangun”, ungkap Ardiansyah.
Ardiansyah berharap agar lahan eks Puskib yang merupakan lahan milik Pemerintah Provinsi Kaltim dapat dihibahkan kepada Pemerintah Kota Balikpapan. Sehingga bisa dibangun sekolah terpadu. Sebab, lahan yang rencananya akan dibangun Supermall itu hingga saat ini masih mangkrak dan hanya ditumbuhi rerumputan.
“Lahan Puskib itu sangat cocok jika dijadikan sekolah terpadu, terutama untuk SD dan SMP. Apalagi status lahan tersebut yang rencananya akan dibangun Supermall melalui pihak ketiga atau investor sampai sekarang masih belum jelas. Bahkan, lahan itu sudah mangkrak selama 12 tahun. Kita berharap sebelum masa jabatan Gubernur Kaltim Isran Noor habis, status dengan pihak ketiga bisa diselesaikan, agar lahan eks Puskib itu bisa di manfaatkan oleh masyarakat, terutama di Balikpapan”, pungkasnya.
Reporter & Editor : Shinta Setyana

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *