Faktanusa.com, Balikpapn – Pemerintah Kota (Pemkot) Kota Balikpapan mengikuti rapat koordinasi terkait pembahasan perkembangan Kasus Covid-19 dan evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di.luar Jawa dan Bali yang dilaksanakan secara Virtual (zoom meeting). Sabtu (26/2/2022)
Usai rapat, Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan Andi Sri Juliarty menjelaskan bahwa rapat rutin dalam rangka evaluasi Pelaksanaan PPKM Mikro.
“Jadi tadi adalah rapat yang rutin seperti biasa dalam rangka pelaksanaan PPKM mikro, dan besok akan dilanjutkan hasil rapat Pemerintah Daerah yang akan di bawa dalam rapat terbatas dengan Bapak Presiden Kemudian akan ditempatkan inmendagri berikutnya. ” Terang Andi Sri Juliarty.
“Kemungkinan Kota Balikpapan masih berstatus PPKM level 3.” Ujarnya.
Andi Sri Juliarty menambahkan Kota Balikpapan di level 3 berdasarkan indikator penilaian penetapan status PPKM. Indikator Ini yang menilai kenaikan jumlah Kasus terkonfirmasi positif serta jumlah pasien yang di rawat.
“Indikator yang dinilai itu kenaikan jumlah kasus terkonfirmasi positif kemudian jumlah yang dirawat di rumah sakit, keterisian BOR, isoter serta langkah-langkah apa yang sudah dilakukan oleh pemerintah dalam rangka pencegahan dan pengendalian Covid-19.” Imbuhnya.
“Kalau dilihat dari rumusan yang digunakan vaksin kita sudah mencapai angka tertinggi.”
Sementara, pasien yang terkonfirmasi positif pada tanggal 23 Februari mencapai 980 kasus, namun di tanggal 24, 25 dan 26 Februari turun, hari ini di 713 kasus. Dan yang meninggal kemarin ada dua.
Andi Sri Juliarty berpesan, perlu waspadai Bahwa Omicron ini jangan di samaratain dengan sakit flu biasa. Yang meninggal dikelompok lansia sebagian besar belum di vaksin dan punya komorbid.
“Sebaiknya lansia yang terkonfirmasi positif atau sakit flu di bawa ke rumah sakit dulu nanti rumah sakit yang menentukan, apakah boleh kembali ke rumah atau harus di rawat.” tegas Andi Sri Juliarty
” Jangan langsung memutuskan untuk berobat sendiri, hanya demam batuk biasa. Karena kita menemukan yang meninggal karena terlambat penanganannya.” Pungkasnya.