Sangatta – Beberapa waktu lalu, dua orangutan yang kondisinya mengenaskan terekam dalam sebuah video yang menjadi viral di media sosial. Kedua orangutan ini tampak kurus dan lemah saat mereka mencoba melintasi jalan di sekitar area tambang di Kalimantan Timur.
Peeistiwa ini telah menimbulkan keprihatinan luar biasa terkait perlindungan satwa liar dan konsekuensi atas eksploitasi tambang pada lingkungan mereka.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) Siang Geah menanggapi situasi ini dengan menekankan bahwa berbagai upaya perlindungan telah ditempuh.
“Kami telah melakukan langkah-langkah perlindungan, dengan patroli rutin dan pemeliharaan kawasan yang berkelanjutan. Langkah-langkah untuk melindungi orangutan, khususnya, telah kami lakukan, termasuk program transit forest.” ujar Siang Geah.
Siang Geah menuturkan bahwa program tersebut meliputi penyelamatan orangutan yang kemudian dilepaskan kembali di transit forest. Setelah beberapa bulan melakukan penyesuaian dengan lingkungan hutan, mereka kemudian disesuaikan kembali ke habitat alam liar sebelum akhirnya dilepaskan di Restorasi Habitat Orangutan Indonesia (RHOI).
Siang Geah juga memperhatikan peran aktif Kutai Timur dalam berbagai forum internasional yang mengkaji isu lingkungan.
“Kami selalu berpartisipasi dalam forum internasional seperti Forum COP dan forum PPB, di mana saya selalu mewakili Kalimantan Timur untuk membahas isu lingkungan,” ungkapnya.
Walaupun upaya-upaya perlindungan sudah ditempuh, video ini adalah pengingat bahwa kerja sama lintas sektoral dan internasional dalam menjaga habitat alam bagi orangutan dan spesies lainnya sangatlah penting.
Persoalan lingkungan yang dihadapi dalam tumbuhnya industri menuntut bahwa perjuangan untuk melestarikan alam masih perlu untuk terus dilanjutkan, dengan niatan menjaga keanekaragaman hayati di Kalimantan Timur.ADV

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *