Faktanusa.com, Sangatta – Di tengah dominasi sektor pertambangan seperti batubara dan minyak bumi yang bersifat tidak terbarukan, Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) terus mendorong transformasi besar di sektor pertanian. Selain fokus pada pemenuhan pangan pokok, pemerintah juga mengembangkan komoditas unggulan bernilai ekonomi tinggi, salah satunya pisang kepok grecek, yang telah lama dikenal hingga mancanegara.

Pisang kepok grecek bukan komoditas baru bagi Kutim. Sejak tahun 2015, Kementerian Pertanian telah menetapkannya sebagai produk unggulan nasional, sehingga pengembangannya mendapat perhatian khusus dari pemerintah pusat maupun daerah. Komoditas hortikultura ini bahkan telah menembus pasar internasional, termasuk Malaysia, Singapura, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, hingga Arab Saudi.

Kepala Bidang Hortikultura Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (DTPHP) Kutim, Wahyudi Noor, mengatakan bahwa arah pembangunan pertanian saat ini bukan hanya sebatas pemenuhan kebutuhan dasar, tetapi juga penguatan sektor hortikultura melalui hilirisasi produk.

“Secara existing sudah menjadi unggulan nasional. Yang pertama adalah pisang kepok grecek, dan itu sudah sesuai SK Menteri Pertanian tahun 2015,” ujarnya saat ditemui di Kantor Bupati, Selasa (18/11/2025)

Menurut Wahyudi, hilirisasi akan menjadi kunci penting dalam meningkatkan nilai ekonomi komoditas tersebut. Ia menilai bahwa penjualan dalam bentuk buah segar tidak lagi cukup untuk bersaing di pasar global. Karena itu, Kutim harus mulai mendorong munculnya produk olahan turunan yang memiliki nilai tambah.

“Jadi nanti kita tidak hanya menjual pisang atau produk apapun dalam bentuk buah segar, tapi juga produk turunannya,” tegasnya.

Ia mencontohkan berbagai potensi hilirisasi yang dapat dikembangkan, seperti keripik pisang, tepung pisang, puree, hingga produk pangan olahan siap saji. Pengembangan produk turunan tersebut dinilai mampu memperluas pasar, memperpanjang masa simpan produk, sekaligus meningkatkan pendapatan petani lokal.

Wahyudi menjelaskan bahwa keberhasilan ekspor pisang kepok grecek selama ini tidak lepas dari kerja sama lintas pihak. Pemerintah daerah, petani, kelompok tani, hingga pelaku usaha terus berkolaborasi untuk menjaga kualitas dan kontinuitas produksi, dua faktor utama yang menentukan keberterimaan produk di pasar internasional.

Lebih jauh, ia menegaskan bahwa pemerintah daerah berkomitmen memperkuat ekosistem pertanian, mulai dari penyediaan bibit, pendampingan teknis, hingga penguatan akses pemasaran. Salah satu program yang kini digarap adalah peningkatan kapasitas petani agar mampu menjaga standar mutu sesuai permintaan pasar luar negeri.

“Kutim punya potensi besar. Pisang kepok grecek ini sudah terbukti. Tinggal bagaimana kita menjaga kualitas dan mendorong hilirisasi agar nilai tambahnya semakin tinggi,” ujarnya.

Dengan langkah-langkah tersebut, pemerintah optimistis pisang kepok grecek akan semakin memperkuat posisi Kutai Timur sebagai salah satu sentra hortikultura unggulan di Kalimantan Timur dan Indonesia. (Adv/Shin/**)

Loading