Faktanusa.com, Balikpapan – Pemerintah Kota Balikpapan mengapresiasi kegiatan pengukuhan pengurus Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Kaltimtara periode 2025–2028 yang berlangsung di Balikpapan, Sabtu (19/10/2025). Acara tersebut turut dirangkai dengan simposium ilmiah untuk menambah pengetahuan dan wawasan para dokter paru di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.

Dalam kegiatan itu, Dr. Subagyo dan Dr. Rejaya resmi terpilih sebagai pengurus PDPI Kaltimtara. Hadir pula Wakil Wali Kota Balikpapan, H. Bagus Susetyo, serta Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, Dr. dr. Jaya Mualimin, Sp.KJ, M.Kes, MARS.

Wakil Wali Kota Balikpapan H. Bagus Susetyo  menyampaikan apresiasi tinggi kepada para dokter paru yang telah berperan besar selama masa pandemi COVID-19.

“Beliau-beliau inilah garda terdepan dalam mencegah, merawat, dan mengantisipasi COVID-19 di Kaltim, terutama di Balikpapan. Kami sangat berterima kasih dan berharap perhimpunan dokter spesialis lainnya juga terus meningkatkan kapasitas keilmuan,” ujar Bagus.

Ia menambahkan, penyakit tuberkulosis (TBC) masih menjadi tantangan serius di Balikpapan. Karena itu, dibutuhkan langkah preventif dan kolaborasi lintas sektor untuk menekan angka kasus.

“Kita tahu, Indonesia berada di peringkat kedua dunia setelah India untuk kasus TBC. Di Balikpapan pun cukup tinggi. Maka, masyarakat perlu diedukasi soal lingkungan, sanitasi, serta deteksi dini terhadap penduduk baru,” jelasnya.

Sementara itu, Dr. Jaya Mualimin menegaskan, eliminasi TBC merupakan bagian dari program nasional yang ditargetkan menurunkan prevalensi hingga 50 persen pada tahun 2030, sebagaimana arahan Presiden.

“Ini bukan sekadar harapan, tapi kewajiban kita bersama. Kami optimis, apalagi sudah ada Peraturan Gubernur Kaltim tentang percepatan eliminasi TBC. Dengan kolaborasi antara profesi medis, nonmedis, swasta, dan pemerintah daerah, target ini bisa tercapai lebih cepat,” tegasnya.

Dr. Jaya juga mengingatkan masyarakat untuk tidak melupakan penyakit tidak menular seperti akibat kebiasaan merokok, yang dapat memicu PPOK, asma, dan kanker paru.

“Kesehatan adalah bentuk cinta tertinggi pada diri sendiri dan orang lain. Karena cinta bukan hanya tentang rasa, tapi tentang menjaga napas kehidupan orang yang kita sayangi.” pungkasnya. (**)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *