
Faktanusa.com, Sangatta – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) terus mengintensifkan upaya penurunan angka stunting meski di tengah kebijakan efisiensi anggaran. Pemkab menegaskan bahwa program penanganan stunting tetap menjadi prioritas dan tidak boleh terdampak pengurangan alokasi biaya.
Wakil Bupati Kutim, Mahyunadi, menegaskan bahwa penurunan stunting merupakan program strategis nasional yang wajib dijalankan secara optimal oleh pemerintah daerah. Ia memastikan tidak ada ruang untuk mengurangi anggaran atau melemahkan program yang berkaitan dengan perbaikan gizi anak.
“Tidak ada efisiensi untuk kegiatan penurunan stunting. Kami harus maksimalkan setiap program untuk menekan angka stunting,” ujar Mahyunadi, Kamis (20/11/2025)
Ia juga mengimbau agar seluruh kepala dinas di lingkungan Pemkab Kutim berperan lebih aktif dalam upaya penanganan stunting melalui skema orang tua asuh bagi anak berisiko stunting.
“Minimal satu kepala dinas mengangkat tiga anak asuh. Ini bentuk kepedulian sekaligus kontribusi nyata untuk mempercepat penurunan angka stunting,” tegasnya.
Terkait arahan tersebut, Kepala DPPKB Kutim Achmad Junaidi menyatakan pihaknya segera menyusun rencana teknis untuk mengimplementasikan program “tiga anak asuh” oleh para kepala dinas. Ia menyebut DPPKB akan melakukan pendekatan langsung ke masing-masing dinas untuk menawarkan data anak yang membutuhkan pendampingan.
“Kami akan menyusun rencana program tersebut, kemudian menjemput bola ke setiap kepala dinas untuk menawarkan data anak stunting yang harus diasuh,” jelasnya.
Menurut Junaidi, angka stunting di Kutai Timur hingga akhir 2024 tercatat 1.895 anak. Dari 18 kecamatan, Kecamatan Sandaran memiliki kasus paling sedikit, yakni 19 anak, sementara Kecamatan Bengalon menjadi wilayah dengan jumlah anak stunting tertinggi, mencapai lebih dari 300 anak.
“Saat ini kami sudah memulai. Saya selaku Kepala Dinas DPPKB juga sudah mempunyai anak asuh. Ini harus menjadi contoh bahwa gerakan ini tidak hanya seruan, tetapi komitmen bersama,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa pihaknya terus memperkuat koordinasi lintas sektor untuk menurunkan angka stunting, termasuk melalui edukasi gizi, peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak, pemantauan tumbuh kembang, serta pemenuhan pangan bergizi bagi keluarga berisiko.
Upaya tersebut diharapkan dapat mempercepat penurunan prevalensi stunting di Kutai Timur sekaligus memastikan bahwa setiap anak memiliki kesempatan tumbuh sehat dan optimal. Pemerintah daerah menegaskan komitmennya untuk terus mengawal program ini sebagai bentuk investasi jangka panjang bagi kualitas sumber daya manusia di masa depan. (Adv/Shin/**)
![]()



