
Faktanusa.com, Sangatta — Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) melalui Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (DTPHP) terus melakukan berbagai inovasi dalam pengembangan sektor pertanian agar lebih efisien dan produktif. Salah satu fokus utama yang kini digarap adalah peningkatan produksi padi melalui penerapan teknologi pertanian modern.
Kepala DTPHP Kutim, Dyah Ratnaningrum, menyampaikan bahwa modernisasi pertanian menjadi langkah konkret untuk menekan biaya produksi sekaligus meningkatkan hasil panen petani. Pemerintah daerah secara rutin menghadirkan alat dan mesin pertanian (alsintan) untuk mendukung petani di lapangan.
“Dengan penggunaan alat mesin pertanian, biaya produksi dapat ditekan hingga sekitar sepuluh juta rupiah per hektare. Ini membantu petani meningkatkan efisiensi sekaligus pendapatan mereka,” ujar Dyah, Selasa (11/11/2025).
Dyah menjelaskan, efisiensi di sektor pertanian berdampak signifikan terhadap kesejahteraan petani. Saat ini, produktivitas padi di Kutim mencapai rata-rata empat ton per hektare. Dengan hasil tersebut, petani dapat meraih margin keuntungan sekitar Rp16 juta per hektare setiap tiga bulan, tergantung kondisi lahan dan musim tanam.
Berdasarkan data DTPHP Kutim, luas lahan sawah aktif saat ini tercatat 2.638 hektare, tersebar di sejumlah kecamatan sentra pertanian seperti Kaubun, Kongbeng, dan Long Mesangat. Pemerintah menargetkan penambahan 1.150 hektare lahan sawah baru hingga tahun 2026 sebagai bagian dari program perluasan area tanam dan ketahanan pangan daerah.
Selain memperluas lahan, Pemkab Kutim juga memperkuat dukungan infrastruktur penunjang seperti jaringan irigasi, jalan usaha tani, serta akses terhadap alat dan sarana pertanian. Dukungan tersebut diharapkan tidak hanya memperlancar proses tanam dan panen, tetapi juga mempermudah distribusi hasil pertanian ke pasar.
“Dengan infrastruktur yang baik, petani tidak hanya terbantu dalam produksi, tapi juga dalam pemasaran hasil panen mereka. Hal ini penting untuk menjaga stabilitas harga dan meningkatkan pendapatan petani,” jelas Dyah.
Lebih lanjut, Dyah menegaskan bahwa modernisasi pertanian tidak hanya berorientasi pada efisiensi, tetapi juga pada peningkatan kualitas produk pangan. Pemerintah daerah mendorong penggunaan benih unggul, pupuk berimbang, serta sistem budidaya ramah lingkungan untuk menghasilkan beras berkualitas tinggi yang mampu bersaing di pasar regional.
“Kami ingin petani di Kutim sejahtera dan bangga menjadi pelaku utama di sektor pertanian. Karena pertanian bukan hanya mata pencaharian, tetapi juga pilar ketahanan pangan daerah,” pungkasnya.
Melalui langkah modernisasi ini, Pemkab Kutim optimistis dapat mewujudkan sektor pertanian yang tangguh, produktif, dan berkelanjutan, sekaligus memperkuat posisi Kutai Timur sebagai salah satu lumbung pangan di Kalimantan Timur. (Adv/Shin/**)
![]()


