Kutai Timur – Menyongsong rencana besar hilirisasi produk sumber daya alam (SDA), anggota DPRD Kutai Timur, Pandi Widiarto, menekankan pentingnya persiapan SDM yang sesuai dengan kebutuhan industri masa depan.
Menurut Pandi, selain potensi SDA yang melimpah, Kutim harus memastikan bahwa tenaga kerja lokal siap bersaing di industri hilir, terutama yang terkait dengan pengolahan SDA.
“Kutim memiliki potensi SDA yang luar biasa, dan di RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) tahun kedua yang sedang kita bahas, kita memfokuskan pada hilirisasi produk. Oleh karena itu, kita ingin agar pemerintah mulai membangun SDM yang sesuai dengan kebutuhan industri, khususnya untuk mendukung hilirisasi SDA,” ujar Pandi.
Pandi mengakui bahwa salah satu upaya pemerintah Kutim yang baik adalah dengan membangun Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) untuk mencetak SDM yang berkualitas di sektor pertanian.
Namun, ia menilai bahwa untuk sektor hilirisasi SDA, khususnya industri pertambangan, belum ada pusat pendidikan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja terampil.
“Untuk sektor pertambangan dan industri hilir SDA, kita masih kekurangan SDM lokal yang kompeten. Anggaran yang ada seharusnya bisa dimanfaatkan untuk membangun pusat-pusat pendidikan yang relevan dengan kebutuhan industri masa depan, agar tenaga kerja kita tidak lagi tergantung pada tenaga kerja dari luar daerah,” ujar politisi Partai Gerindra ini.
Pandi menekankan bahwa selama ini, banyak tenaga kerja dari luar daerah yang masuk ke Kutim, salah satunya karena keterbatasan SDM lokal yang dapat memenuhi kebutuhan di industri pertambangan.
Seiring dengan rencana hilirisasi produk SDA yang semakin mendekat, Pandi memperingatkan bahwa akan ada kebutuhan besar akan tenaga kerja terampil yang dapat mengelola dan mengolah SDA menjadi produk bernilai tambah.
“Jika kita berhasil mengolah SDA menjadi produk jadi, tentu nilai tambah yang akan diperoleh akan jauh lebih besar. Oleh karena itu, penting untuk mempersiapkan SDM lokal yang memiliki keterampilan dan kualitas yang sesuai, agar kita bisa bersaing dan memenuhi kebutuhan industri hilir yang akan datang,” tambahnya.
Pandi juga mengungkapkan bahwa pemerintah Kutim memiliki anggaran yang cukup besar, yang seharusnya dapat dimanfaatkan untuk membangun fasilitas pendidikan vokasi yang fokus pada sektor-sektor industri utama di Kutim, seperti pertambangan, energi, dan pengolahan hasil SDA lainnya.
“Sekarang waktunya kita berpikir lebih maju. Kita harus menyiapkan SDM yang siap bekerja di sektor hilirisasi SDA dan industri lainnya. Kalau tidak, kita akan terus bergantung pada tenaga kerja dari luar, sementara potensi yang ada di Kutim sangat besar,” pungkas Pandi.
Dengan mempersiapkan SDM yang terampil, Pandi berharap Kutim bisa lebih mandiri dan berkembang dalam jangka panjang, serta menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih banyak untuk warga lokal.
“Sebagai daerah dengan kekayaan SDA yang melimpah, Kutim memiliki peluang besar untuk menjadi pusat industri hilir yang dapat meningkatkan perekonomian daerah jika didukung oleh SDM yang berkualitas,” pungkasnya.ADV