Faktanusa.com, Sangatta – Potensi strategis Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy untuk menjadi penggerak industri hilir Crude Palm Oil (CPO) di Kutai Timur terus menarik perhatian para pemangku kepentingan. Anggota Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutai Timur, Novel Tyty Paembonan, mengemukakan visi strategis untuk memaksimalkan peran kawasan ini dengan memanfaatkan posisi Kutim sebagai penghasil komoditas sawit utama. Gagasan ini menawarkan arahan pengembangan yang jelas dan terintegrasi bagi KEK Maloy ke depannya.

Paembonan menyoroti keraguan dan ambiguitas yang menyelimuti status operasional KEK Maloy. Ketidakpastian ini dinilai menjadi faktor fundamental yang menghambat perencanaan dan investasi jangka panjang untuk sektor hilir CPO.

“Kemarin tuh, kawasan ekonomi khusus Maloy masuk, tapi kan ternyata tidak, yang saya baca. Nah, ini kan sangat disayangkan,” ujarnya. Selasa (11/11/2025)

Pernyataan tersebut merefleksikan urgensi untuk memperjelas status dan arah pengembangan KEK Maloy. Kejelasan ini menjadi prasyarat penting untuk membangun kepercayaan investor dan menyusun roadmap pengembangan industri hilir yang komprehensif. Dengan status yang pasti, perencanaan dapat dilakukan secara lebih terstruktur dan terukur.

Meskipun mengakui tidak memiliki informasi lengkap dan mutakhir mengenai detail status kawasan tersebut, politikus dari Komisi C ini menekankan posisi strategis Kutim sebagai salah satu penghasil komoditas CPO terbesar. Potensi bahan baku yang melimpah ini seharusnya menjadi modal dasar untuk membangun industri hilir yang kuat.

“Nah, itu yang saya kurang tahu. Sementara, menurut saya, kita ini kan penghasil CPO besar,” katanya.

Pengakuan atas kekurangan informasi ini justru menunjukkan pendekatan yang hati-hati dan responsible. Namun, hal tersebut tidak mengaburkan pemahaman akan potensi dasar yang dimiliki Kutim sebagai produsen CPO utama. Fakta ini menjadi landasan rasional untuk mengusulkan pengembangan industri hilir yang memanfaatkan keunggulan komparatif daerah.

Berdasarkan potensi CPO yang besar itu, Paembonan mengusulkan sebuah visi strategis untuk memaksimalkan peran KEK Maloy, yang dianggapnya masih jauh dari kata optimal. Ia mengusulkan agar KEK Maloy difungsikan secara maksimal sebagai pusat logistik dan hilirisasi CPO skala regional. Konsep ini bertujuan untuk memusatkan dan mengkonsolidasikan seluruh aktivitas nilai tambah dari komoditas sawit di satu lokasi yang terintegrasi. (ADV).

Loading