Kutai Timur – Dalam sektor galian C atau aktivitas penambangan material konstruksi lokal di Kutai Timur (Kutim) memiliki peran strategis dalam menunjang pembangunan infrastruktur di wilayah ini.
Faizal Rachman, Ketua Fraksi Gelora DPRD Kutim, mengungkapkan bahwa permintaan akan material lokal seperti batu dan pasir terus meningkat, seiring dengan pembangunan berbagai sarana publik, seperti perkantoran, tempat ibadah, rumah sakit, serta kantor desa.
Faizal menekankan bahwa keberadaan galian C lokal memberikan banyak manfaat, khususnya dalam menekan biaya pengangkutan material yang harus didatangkan dari luar daerah.
“Potensi galian C di Kutim sangat besar dan jika difasilitasi dengan baik, sektor ini dapat mendukung pembangunan daerah secara signifikan serta memberikan kontribusi pada pendapatan daerah,” ucapnya (9/11/2024).
Menurut Faizal, keberadaan galian C lokal tidak hanya mampu mengurangi ketergantungan pada material dari luar, tetapi juga membuka peluang bagi pengusaha daerah untuk mengembangkan bisnis mereka. Hal ini, pada akhirnya, dapat menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan perekonomian lokal.
Namun demikian, ia menyoroti beberapa tantangan yang menghambat kemajuan sektor ini. Salah satu masalah utama yang dihadapi para pelaku usaha galian C adalah proses perizinan yang kompleks dan sering kali memakan waktu cukup lama. Prosedur perizinan yang kurang efisien ini menjadi penghalang bagi kelancaran operasional dan pengelolaan galian C, meskipun permintaan pasar terhadap material lokal sangat tinggi.
“Permasalahan perizinan yang sering terhambat atau berlarut-larut menjadi salah satu kendala utama. Padahal, jika perizinan ini bisa diproses dengan lebih cepat dan transparan, manfaat dari galian C bisa jauh lebih maksimal untuk pembangunan daerah,” jelas Faizal.
Untuk mengatasi permasalahan ini, Faizal mendorong pemerintah daerah agar melakukan pembenahan dalam sistem perizinan, dengan menyederhanakan proses administrasi dan memberikan jaminan hukum bagi para pelaku usaha galian C.
Faizal menegaskan bahwa pengelolaan sektor galian C yang optimal tidak hanya akan mempercepat pembangunan infrastruktur, tetapi juga memiliki potensi besar dalam meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD), yang selanjutnya dapat digunakan untuk mendukung berbagai program pembangunan lainnya.
“Kita berharap agar peran serta masyarakat dan stakeholder terkait dapat mempercepat pengelolaan potensi galian C yang ada di Kutim,” pungkasnya.ADV