
Faktanusa, Sangatta – Pengembangan pariwisata di tingkat kecamatan di Kabupaten Kutai Timur menyimpan peluang besar seiring dengan upaya pemerataan pembangunan. Fokus utama kini diarahkan pada pembukaan akses dan penyediaan fasilitas dasar untuk mengangkat destinasi yang selama ini kurang terjamah. Langkah ini menjadi fondasi penting untuk mengubah potensi alam yang masih perawan menjadi aset wisata yang bernilai ekonomi dan dapat dinikmati oleh masyarakat luas.
Yusri Yusuf selaku Anggota DPRD Kutai Timur, menjelaskan kondisi yang ada di lapangan dengan detail. “Tantangan terbesar pariwisata yang berada di kecamatan itu infrastruktur pengembangan daerah wisatanya belum sesuai atau belum layak dijadikan tempat pariwisata yang betul-betul elok dilihat, masih seperti alam kalau tempat wisata kita kalau di daerah-daerah pantai yah, kalau di kecuali di daerah pesisir seperti villa di daerah Sangkulirang itu sudah mulai ada pengembangan. Tapi kalau di wilayah pantai itu jarang disentuh,” paparnya. Rabu (19/11.2025)
Pernyataan tersebut justru menunjukkan adanya progres yang berjalan, meskipun belum merata. Keberadaan pengembangan villa di Sangkulirang membuktikan bahwa investasi di sektor pariwisata daerah telah dimulai dan dapat menjadi contoh untuk wilayah lainnya. Perkembangan di satu kawasan dapat menjadi pembelajaran berharga untuk percepatan pembangunan di kawasan pesisir lain yang saat ini masih tertinggal.
Kata “belum layak” dan “jarang disentuh” bukanlah gambaran akhir, melainkan sebuah titik awal yang jelas bagi intervensi pemerintah. Kondisi ini justru memberikan keleluasaan untuk perencanaan yang lebih terstruktur dan berkelanjutan, tanpa harus membongkar infrastruktur yang sudah ada. Pembangunan dapat dimulai dari hal paling mendasar, seperti peningkatan jalan akses, penyediaan air bersih, dan listrik yang andal.
Dengan tersedianya infrastruktur dasar, peluang untuk menarik minat investor dan memberdayakan masyarakat lokal akan semakin terbuka. Masyarakat dapat dilibatkan dalam penyediaan jasa homestay, kuliner khas, atau pemandu wisata, yang secara langsung akan meningkatkan perekonomian mereka. Pembangunan yang diawali dari infrastruktur ini pada akhirnya bertujuan untuk menciptakan ekosistem pariwisata yang mandiri dan mengakar pada komunitas lokal, sehingga manfaat ekonominya dapat dirasakan secara langsung oleh warga setempat. (ADV)
![]()


