Kutai Timur – Anggota DPRD Kutai Timur, Pandi Widiarto, mengkritik Dinas Sosial Kutim yang dianggap belum maksimal dalam menangani masalah sosial, terutama di kalangan anak muda.
Pandi menilai masih banyak remaja di Kutim yang terlibat dalam kegiatan negatif seperti balapan liar dan penyalahgunaan narkoba, dan mendesak Pemkab untuk menyediakan wadah yang dapat mengarahkan mereka ke kegiatan yang lebih positif.
“Saya rasa belum ada langkah konkret yang maksimal. Kenapa saya bilang belum? Karena masih banyak remaja yang terlibat dalam kegiatan berdampak negatif. Bahkan, masalah seperti balapan liar dan pemuda yang terlibat penyalahgunaan alkohol masih terjadi di banyak tempat,” ujar Pandi, Jumat (1/11/2024).
Sebagai anak muda yang masih aktif bergaul dengan teman-temannya, Pandi mengaku seringkali melihat langsung dampak buruk dari kurangnya perhatian terhadap perkembangan sosial anak muda di Kutim. Menurutnya, kondisi ini terjadi karena masih minimnya fasilitas dan wadah positif yang disediakan oleh pemerintah daerah.
“Sebagai anak muda yang masih punya teman-teman seumuran, saya bisa merasakan langsung bagaimana pergaulan mereka. Salah satu penyebabnya mungkin karena kurangnya tempat hiburan yang positif untuk menyalurkan energi dan ekspresi mereka,” tambah Pandi.
Pandi juga menyarankan agar pemerintah daerah, khususnya Dinas Sosial dan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora), lebih proaktif dalam menciptakan kegiatan yang dapat mengarahkan anak muda ke hal-hal yang lebih bermanfaat. Salah satunya, ia menekankan perlunya melibatkan pemuda dalam berbagai acara olahraga dan kegiatan kepemudaan yang dapat menggali kreativitas mereka.
“Anak-anak muda di Kutim sebenarnya punya banyak kreativitas dan bakat. Tapi jika tidak diarahkan dengan benar, justru mereka bisa salah arah. Contohnya balapan liar, padahal kita punya sirkuit yang bisa digunakan untuk acara balap yang lebih terkontrol dan aman. Ini adalah salah satu cara untuk mengarahkan mereka ke kegiatan positif,” paparnya.
Pandi juga menegaskan bahwa penting bagi pemuda Kutim untuk memiliki pemahaman yang baik tentang perkembangan daerah dan kebijakan pemerintah. Menurutnya, pemuda harus aktif terlibat dalam memantau dan mengkritisi kebijakan pemerintah agar dapat membawa dampak positif bagi masyarakat.
“Pemuda harus lebih paham dan tidak hanya melihat informasi dari satu sisi saja. Kita harus aktif berperan, bukan hanya menjadi penonton. Kita harus memastikan bahwa kebijakan pemerintah itu transparan dan bertanggung jawab, serta berdampak positif bagi masyarakat,” tandas Pandi.ADV