Faktanusa.com, Sangatta – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap potensi serangan buaya dengan memasang sejumlah papan imbauan di kawasan rawan, khususnya di sepanjang Sungai Sangatta dan wilayah perairan sekitarnya.

Kepala Bagian Sumber Daya Alam (SDA) Sekretariat Kabupaten Kutim, Arif Sri Wahyuni, mengatakan bahwa pemasangan papan imbauan tersebut merupakan langkah preventif untuk mengingatkan warga agar lebih berhati-hati ketika beraktivitas di area sungai.

“Karena habitat buaya banyak di sini, khususnya di sekitar rawa, sungai, dan perairan, maka kita yang harus berhati-hati,” ujarnya di Sangatta. Kamis (20/11/2025)

Ia menegaskan masyarakat agar menghindari aktivitas yang berpotensi mendekatkan diri ke wilayah habitat buaya. Jika terpaksa beraktivitas di sekitar sungai, warga diminta untuk tetap meningkatkan kewaspadaan dan tidak bertindak ceroboh.

Pemerintah daerah bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Kalimantan Timur telah memasang papan peringatan di sejumlah titik yang terindikasi menjadi jalur pergerakan atau habitat buaya. Titik-titik tersebut meliputi sepanjang pinggiran Sungai Sangatta dan kawasan Folder Ilham Maulana.

“Kami harap masyarakat membaca dan menaati imbauan tersebut, demi keselamatan diri sendiri maupun keluarga,” kata Arif. Ia juga meminta warga tidak membuang sampah ke sungai karena dapat menarik perhatian buaya yang mencari makanan.

Arif menambahkan bahwa manusia dan satwa liar harus dapat hidup berdampingan tanpa saling mengganggu. Menurutnya, masyarakat perlu memahami bahwa daerah tersebut merupakan habitat alami buaya, sehingga penting untuk menghindari area berisiko.

“Seharusnya kita sesama makhluk hidup tidak saling mengganggu. Kalau sudah tahu itu wilayah mereka, kita yang harus cari jalan lain,” tegasnya.

Di sisi lain, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kutim, Idris Syam, juga mengeluarkan imbauan serupa, terutama kepada para orang tua agar selalu mengawasi anak-anaknya dan memastikan mereka tidak bermain atau berenang di sungai.

“Kami mengingatkan masyarakat untuk melarang anak-anak berenang di sungai, guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan,” ujarnya.

Dengan adanya langkah mitigasi ini, Pemkab Kutim berharap risiko konflik antara manusia dan buaya dapat ditekan. Pemerintah juga mendorong masyarakat terus melaporkan apabila melihat kemunculan buaya di sekitar permukiman, agar penanganan dapat dilakukan secara cepat dan tepat. (Adv/Shin/**)

Loading