Faktanusa.com, Sangatta – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) terus mematangkan rencana pengembangan pertanian modern sebagai upaya mendorong ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani. Dalam upaya tersebut, pemerintah daerah menggandeng perguruan tinggi lokal untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) serta sarana pendukung yang lebih terstruktur.

Kepala Bidang Hortikultura Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Kutim, Wahyudi Noor, mengatakan pemerintah daerah serius mendorong perluasan wilayah pertanian. Langkah ini sejalan dengan program unggulan Bupati Kutim yang menargetkan pengembangan lahan hingga 10 ribu hektare, dan diperluas lagi ke target 20 ribu hektare.

“Itu akan terus dikembangkan sesuai dengan program 50 unggulan Bupati. Targetnya 10.000 hektare, tetapi itu bukan hanya sawah, melainkan pertanian dalam arti luas. Namun ke depan, target kita adalah 20.000 hektare,” jelas Wahyudi. Selasa (18/11/2025)

Ia menambahkan, sebelum membahas lebih jauh mengenai konsep pertanian modern, pemerintah perlu menyelesaikan sejumlah persoalan mendasar. Mulai dari kepastian lahan yang clean and clear, ketersediaan SDM petani yang kompeten, hingga kemampuan menerapkan teknologi pertanian modern secara berkelanjutan.

Menurutnya, petani modern bukan sekadar menggunakan alat canggih di lahan, tetapi juga menguasai seluruh rantai produksi pertanian. “Petani modern itu bukan hanya cara bertaninya. Namun juga pengolahan pasca panen sampai pemasarannya harus modern,” tegasnya.

Wahyudi menjelaskan, beberapa teknologi sudah mulai diterapkan di Kutim. Misalnya penggunaan Internet of Things (IoT), peralatan yang disesuaikan dengan karakteristik lahan, hingga penggunaan drone untuk penyiraman atau penyemprotan secara bertahap. Teknologi pascapanen seperti pengemasan berkualitas dan pemasaran digital juga harus mulai diterapkan.

“Pasca panennya nanti kita juga harus bisa memulai packaging yang bagus, kualitas produk yang terjaga, sampai dengan pemasaran yang sudah mulai online,” tambahnya.

Ia menegaskan, percepatan pertanian modern di Kutim membutuhkan sinergi kuat antara pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan legislatif. Kolaborasi tersebut dianggap penting agar pembinaan petani dan penguatan teknologi berjalan beriringan.

Sementara itu, Ketua Sekolah Tinggi Pertanian (STIPER) Kutim, Ismail Fahmi Almadi, menilai arah pembangunan sektor pertanian Kutim semakin jelas. Ia melihat generasi muda mulai menunjukkan ketertarikan yang tinggi terhadap pertanian berbasis teknologi.

Ismail menegaskan STIPER berkomitmen menghadirkan lulusan yang tidak hanya kuat secara akademis, tetapi juga terampil di lapangan. Menurutnya, kesiapan SDM merupakan kunci keberhasilan pengembangan pertanian modern.

“Kami siap membantu menjadikan Kutim sebagai daerah hebat dengan ketahanan pangan yang kuat. Sumber daya manusia harus berjalan selaras. Bukan hanya pintar secara teori, tapi juga punya keterampilan,” pungkasnya. (Adv/Shin/**)

Loading