Faktanusa.com, Sangatta – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) terus mengembangkan investasi berkelanjutan untuk komoditas kakao, seiring meningkatnya peluang daerah itu menjadi pusat pengembangan kakao di Kalimantan Timur.

“Kakao bukan sekadar komoditas. Itu adalah peluang investasi berkelanjutan,” kata Bupati Kutai Timur Ardiansyah Sulaiman. Senin (17/11/2025)

Ia menjelaskan, komoditas kakao kini masuk dalam daftar investasi unggulan yang ditawarkan kepada calon investor dalam dan luar negeri. Pemerintah daerah juga menekankan pentingnya model industri padat karya agar manfaat ekonomi langsung dirasakan masyarakat.

“Fokus kami adalah mendorong industri pengolahan berbasis padat karya, bukan padat modal. Dengan begitu, manfaatnya dapat dinikmati oleh petani dan masyarakat lokal,” ujarnya.

Kutim Dorong Investasi Berkelanjutan Kakao, Siapkan Sentra Baru di Kaubun

Saat ini, produksi biji kakao dari sentra-sentra di Kecamatan Karangan, Kaubun, hingga Busang mencapai sekitar 1.400 ton per tahun.

Salah satu wilayah yang dinilai memiliki potensi besar adalah Desa Pengadan Baru di Kecamatan Kaubun. Kepala Desa Rahman mengungkapkan, Kelompok Tani Kakao Sejahtera di desa itu mengelola lahan kakao seluas 560 hektare.

“Dari total lahan, sekitar 200 hektare sudah dibersihkan, dan sekitar 170 hektare telah ditanami bibit kakao,” kata Rahman.

Namun, ia menyebut sejumlah kendala masih menghambat percepatan pengembangan kakao di wilayahnya. Mulai dari keterbatasan bibit hingga minimnya peralatan pengolahan hasil panen.

“Peralatan itu yang kami tunggu-tunggu dari investor. Kami berharap ada dukungan permodalan karena kemampuan APBDes untuk pengolahan kakao masih sangat terbatas,” ujarnya.

Rahman menambahkan, pendampingan di lapangan, pengembangan SDM, dan dukungan modal menjadi kebutuhan mendesak agar petani dapat menghasilkan produk bernilai tambah.

“Kami berharap pengolahan kakao ini benar-benar bisa meningkatkan ekonomi masyarakat,” katanya.

Pemerintah Kabupaten Kutai Timur menegaskan komitmennya untuk memfasilitasi petani dan mendorong hilirisasi kakao secara bertahap guna memperkuat ekonomi kerakyatan di daerah tersebut. (Adv/Shin/**)

Loading