Faktanusa.com, Sangatta — Bupati Kutai Timur (Kutim) Ardiansyah Sulaiman menegaskan kesiapan daerahnya untuk menjadi salah satu lokasi strategis pembangunan pabrik Dimethyl Ether (DME) dalam rangka hilirisasi energi berbahan baku batu bara. Komitmen tersebut disampaikan seiring kembali menguatnya rencana pemerintah pusat untuk mendorong percepatan proyek hilirisasi nasional.

“Pemerintah Kabupaten Kutai Timur siap menyambut hilirisasi industri DME yang menjadi prioritas pemerintah pusat,” ujar Ardiansyah di Sangatta, Jum’at (14/11/2025).

Ia mengungkapkan bahwa rencana pembangunan pabrik DME di Kutai Timur sejatinya bukan hal baru. Pada 2020, proyek tersebut telah dipersiapkan di Desa Sekerat, Kecamatan Bengalon, sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang ditargetkan rampung pada 2024. Namun, langkah itu tersendat setelah investor utama dari Amerika Serikat, Air Products and Chemicals, menarik diri dari kerja sama, sehingga pembangunan terpaksa tertunda.

“Tertundanya proyek ini terjadi karena keluarnya investor asing dari Amerika. Sejak saat itu, proses pembangunan pabrik DME tidak bisa dilanjutkan,” kata Ardiansyah.

Meski demikian, harapan baru mulai muncul. Belakangan, terdapat sinyal minat dari investor asal China yang dikabarkan siap masuk untuk mengembangkan proyek tersebut. Selain itu, pemerintah pusat melalui Presiden Prabowo Subianto juga disebut telah menegaskan komitmennya untuk melanjutkan program hilirisasi batu bara, bahkan tanpa bergantung pada investor asing.

“Informasi terakhir yang kami dapatkan dari media menyebutkan bahwa Presiden Prabowo melalui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia, memastikan hilirisasi batu bara tetap dijalankan. Pemerintah pusat ingin proyek ini tetap berjalan meski tanpa dukungan investor asing,” jelasnya.

Ardiansyah menegaskan Kutai Timur selalu terbuka dan siap mendukung penuh langkah pemerintah pusat. Menurutnya, keberlanjutan proyek DME akan menjadi angin segar bagi perekonomian daerah, terutama dalam menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan nilai tambah batu bara, dan memperkuat rantai industri energi nasional.

“Kami selalu siap menyambut hilirisasi batu bara di Kutai Timur. Ini kabar baik untuk perekonomian kita,” ucapnya optimistis.

Namun, Ardiansyah mengakui hingga saat ini belum ada komunikasi resmi dari pemerintah pusat terkait kelanjutan proyek tersebut di wilayahnya. Meski demikian, pihaknya tetap menunggu arahan lebih lanjut sambil menyiapkan segala potensi yang dimiliki daerah.

Ia menambahkan, gasifikasi batu bara menjadi DME merupakan proyek terbesar dari total 21 proyek hilirisasi yang tengah diprioritaskan pemerintah pusat saat ini. Karena itu, Kutai Timur berharap dapat kembali menjadi lokasi strategis untuk pembangunan industri energi masa depan tersebut. (Adv/Shin/**)

Loading