Faktanusa.com, Samarinda – Anggota Komisi III DPRD Kalimantan Timur, Sutomo Jabir, menyuarakan keprihatinannya terhadap sarana dan prasarana sekolah di beberapa daerah di Kaltim. Meskipun APBD Kaltim mencapai Rp20,67 Triliun, ia menilai perhatian terhadap sekolah masih minim.
Menyoroti kondisi di daerahnya, seperti Kota Bontang, Sutomo Jabir mengungkapkan kekurangan sarana olahraga, jalanan yang buruk, dan minimnya fasilitas toilet di sekolah-sekolah.
“Beberapa daerah, seperti Kota Bontang, masih terdapat sekolah yang dinilai belum layak, tanpa sarana olahraga, jalanan yang buruk, dan hanya satu toilet,” ungkapnya, belum lama ini.
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini juga memperhatikan masalah serupa di Kabupaten Kutai Timur dan Kabupaten Berau. Ia menekankan perlunya Pemerintah Provinsi, khususnya Pj Gubernur Provinsi Kaltim Akmal Malik, untuk melakukan perbaikan di wilayah dapilnya sambil memperhatikan aspirasi masyarakat.
Sutomo Jabir menekankan tanggung jawab Dinas Pendidikan yang mendapat alokasi anggaran besar sebesar 20 persen dari APBD. Ia meminta agar dinas tersebut memberikan perhatian maksimal pada sektor pendidikan, terutama di daerah terpencil, guna memastikan kualitas pendidikan yang lebih baik.
Dalam upayanya, Jabir mendesak dinas terkait untuk serius menangani laporan langsung dari lapangan guna perbaikan yang diperlukan. Keseriusan dalam memperhatikan kondisi sekolah diharapkan dapat memajukan kualitas pendidikan di daerah, terutama yang berada jauh dari perkotaan.
“Penting untuk mendorong dinas pendidikan agar perbaikan ini dapat dilaksanakan. Setelah mendapat laporan langsung dari lapangan, kita akan sampaikan kepada dinas terkait,” pungkasnya.
Kekurangan sarana dan prasarana sekolah di daerah merupakan masalah yang telah lama terjadi. Masalah ini tidak hanya terjadi di Kaltim, tetapi juga di berbagai daerah di Indonesia.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pada tahun 2022, sebanyak 54,5% sekolah di Indonesia memiliki kekurangan sarana dan prasarana. Kekurangan tersebut meliputi ruang kelas, sarana olahraga, perpustakaan, laboratorium, dan fasilitas toilet.
Kekurangan sarana dan prasarana sekolah dapat berdampak negatif terhadap kualitas pendidikan.
“Siswa yang belajar di sekolah dengan sarana dan prasarana yang kurang memadai akan mengalami kesulitan dalam belajar dan mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan,” terangnya. (ADV/**)