
Faktanusa.com, Sangatta – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur terus mematangkan arah kebijakan sektor perikanan dengan mengalihkan fokus pada pengembangan budidaya darat. Strategi ini dinilai sebagai langkah penting dalam memperkuat kemandirian pangan, sekaligus memaksimalkan potensi sumber daya perairan darat yang selama ini belum tergarap secara optimal.
Anggota DPRD Kutai Timur dari Fraksi PDI Perjuangan, Faizal Rachman, menyampaikan bahwa perubahan orientasi tersebut sudah mulai diterjemahkan dalam bentuk program konkret dan penganggaran yang lebih terarah. Pemerintah daerah, melalui Dinas Perikanan, kini memperbesar porsi dukungan terhadap sistem budidaya darat yang dinilai memiliki prospek ekonomi lebih stabil dan berkelanjutan.
“Dinas Perikanan lebih fokus pada budidaya perikanan di darat, seperti kolam-kolam dan lainnya,” jelas Faizal. Senin (24/11/2025)
Ia menambahkan, pengembangan budidaya berbasis kolam intensif dan keramba jaring apung di sungai maupun danau menjadi salah satu prioritas. Budidaya darat dipandang mampu menjadi tulang punggung baru pasokan ikan lokal karena tidak sepenuhnya bergantung pada kondisi cuaca dan dinamika alam yang kerap memengaruhi hasil tangkapan laut.
Meski begitu, Faizal menegaskan bahwa pergeseran fokus kebijakan ini tidak boleh sampai mengesampingkan keberadaan nelayan tradisional, yang selama ini bergantung pada aktivitas penangkapan ikan di perairan umum. Menurutnya, pemerintah harus tetap memberikan perhatian dan dukungan terhadap masyarakat pesisir dan perairan, agar pembangunan di sektor perikanan tetap inklusif.
“Tentu ini menjadi sebuah tantangan kita. Masyarakat kita, warga kita, ada juga yang melakukan aktivitas sebagai nelayan, dan itu harus terus dikembangkan,” tegasnya.
Faizal menilai, meskipun pemerintah tengah memperkuat sektor budidaya, para nelayan tradisional tetap menjadi bagian penting dalam rantai pasok pangan dan ekonomi lokal. Oleh karena itu, dukungan yang menyasar kebutuhan nyata mereka tetap harus diberikan. Bentuk dukungan tersebut dapat berupa penyediaan alat tangkap ramah lingkungan, penyediaan fasilitas rantai dingin (cold storage), hingga pelatihan pengelolaan hasil tangkapan agar memiliki nilai tambah.
Menurutnya, pembangunan sektor perikanan Kutai Timur harus berjalan secara seimbang antara pengembangan budidaya dan penguatan perikanan tangkap. Dua sektor itu bukan untuk dipertentangkan, melainkan harus menjadi dua pilar yang saling melengkapi dalam memperkuat ketahanan pangan daerah.
Dengan strategi yang terpadu, diharapkan Kutai Timur mampu menciptakan ekosistem perikanan yang lebih modern, produktif, dan berkelanjutan. Budidaya darat diharapkan dapat meningkatkan ketersediaan ikan secara konsisten, sementara keberadaan nelayan tradisional tetap diberdayakan sebagai penjaga keberlanjutan ekosistem perairan. Pembangunan berbasis sinergi ini diyakini dapat mendorong pemerataan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat Kutai Timur. (ADV)
![]()


