Kejurnas Kurash 2025: Momentum Strategis Kaltim dalam Penguatan Organisasi dan Regenerasi Atlet

Loading

Faktanusa.com, Samarinda – Penyelenggaraan Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Kurash 2025 di Gedung Serbaguna GOR Kadrie Oening Samarinda resmi berakhir pada 20 Juni, menandai sejarah baru bagi Kalimantan Timur sebagai tuan rumah untuk pertama kalinya dalam ajang olahraga bela diri asal Asia Tengah tersebut.

Dengan partisipasi 185 atlet dari 24 provinsi dan mempertandingkan 34 kelas, Kejurnas ini menjadi ajang unjuk prestasi sekaligus pembuktian kapasitas organisasi daerah. DKI Jakarta keluar sebagai juara umum dengan perolehan 14 medali, disusul Kalimantan Timur di posisi kedua dengan 20 medali, dan Kalimantan Utara di peringkat ketiga dengan 12 medali.

Kepala Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Dispora Kaltim, Rasman Rading, menegaskan bahwa Kejurnas ini memperoleh respons positif dari Pengurus Besar Federasi Kurash Indonesia. Penilaian ini menjadi indikator keberhasilan manajemen event olahraga daerah yang profesional dan terukur.

“Ini pertama kalinya Kaltim menjadi tuan rumah Kejurnas Kurash dan alhamdulillah mendapat apresiasi langsung dari Ketua Umum PB Federasi Kurash Indonesia, TA Hafid Fudin. Beliau menyebut pelaksanaannya jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya di daerah lain,” ungkap Rasman.

Secara ilmiah, penyelenggaraan kejuaraan berskala nasional memiliki efek langsung terhadap peningkatan motivasi dan eksistensi cabang olahraga di tingkat lokal. Menurut teori ekologi olahraga, event besar dapat membentuk ekosistem baru yang memperkuat interaksi antara atlet, pelatih, organisasi, dan masyarakat.

Rasman turut menekankan pentingnya penguatan struktur organisasi Kurash di Kalimantan Timur. Ia mendorong Pengprov Federasi Kurash Indonesia (Ferkushi) Kaltim untuk aktif membentuk klub-klub Kurash di seluruh kabupaten/kota.

“Syarat mutlak agar diakui KONI memiliki minimal dua binaan di setiap kabupaten/kota. Semakin banyak klub, maka semakin terbuka peluang menggelar kejuaraan tingkat kecamatan hingga sekolah. Organisasi harus dikuatkan dulu, lalu pembinaan atlet dipersiapkan dengan serius,” tegas Rasman.

Ia juga menyinggung urgensi regenerasi atlet sebagai bagian dari strategi jangka panjang. Tanpa lapisan pelapis yang kuat, kesinambungan prestasi tidak akan terjaga. Hal ini sesuai dengan prinsip long-term athlete development (LTAD), yang menekankan perencanaan bertahap dan sistematis sejak usia dini.

Sementara itu, Ketua Pengprov Ferkushi Kaltim, Sapto Setyo Pramono, menyampaikan apresiasi terhadap semua pihak yang terlibat dalam kesuksesan Kejurnas ini. Peran Dispora Kaltim dinilainya sangat vital dalam penyelenggaraan yang lancar dan profesional.

“Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada rakyat Kalimantan Timur dan pemerintah daerah, khususnya Dispora Kaltim yang telah membantu penuh terselenggaranya Kejurnas Kurash ini hingga selesai dengan baik dan lancar,” ujar Sapto.

Lebih dari sekadar ajang kompetisi, Kejurnas Kurash 2025 menjadi instrumen strategis untuk mengembangkan Kurash sebagai cabang olahraga unggulan daerah. Dengan pembinaan yang konsisten dan ekosistem yang kuat, Kalimantan Timur memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pengembangan Kurash di Indonesia. (Adv/Zai/**)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top