Faktanusa.com, Sangatta – Proyek Multiyears Contract (MYC) di Kabupaten Kutai Timur kerap diisukan menghasilkan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (Silpa) yang tinggi. Namun, Anggota Komisi D DPRD Kabupaten Kutai Timur, Agusriansyah Ridwan, memiliki pandangan yang berbeda.
Ia menegaskan bahwa proyek MYC berjalan sesuai kontrak dan tidak seharusnya dinilai prematur.
“Kontraknya itu misal 450 hari, jadi tunggulah hari itu habis. Soal tahapannya berapa persentasenya selesai, itu tanya di dinas teknis, mereka yang mengetahui kendala dan problematikanya,” jelas Agusriansyah.
Menurutnya, dinas teknis memiliki informasi yang lebih akurat terkait progres dan hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan proyek.
Agusriansyah menambahkan bahwa pengawasan dari pihak DPRD tetap berjalan, dan berdasarkan pengamatannya, proyek-proyek MYC berjalan dengan baik.
“Kalau dikatakan bahwa soal tidak jalan atau jalan, kita tidak bisa menemukannya. Saya lihat Alhamdulillah berjalan semua,” ujarnya.
Sebagai bukti konkret, Agusriansyah menyebutkan bahwa proyek Jembatan Telen sebentar lagi akan memasuki tahap pembangunan yang signifikan.
“Bahkan terakhir kami tanyakan pemerintah daerah, misalnya Jembatan Telen, sebentar lagi akan proses pembangunannya akan bergerak,” tambahnya.
Isu Silpa yang tinggi dari proyek MYC sering kali menjadi sorotan. Namun, Agusriansyah menekankan pentingnya memberikan waktu sesuai kontrak yang ditetapkan sebelum menilai hasil akhirnya.
“Kontrak itu harus dilihat sampai selesai. Baru setelah itu kita bisa mengevaluasi hasilnya secara menyeluruh,” tegasnya.
Dengan demikian, Agusriansyah berharap masyarakat dapat lebih memahami proses pelaksanaan proyek MYC dan tidak terburu-buru dalam menilai hasilnya.
Ia juga mengajak semua pihak untuk terus memantau dan mendukung pelaksanaan proyek agar selesai tepat waktu dan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.ADV