Hasanuddin Mas’ud Pimpin KKMSB Kaltim 2025–2030: Komitmen Jaga Budaya Mandar dan Sejahterakan Warga

Loading

Faktanusa.com, Samarinda – Ketua DPRD Kalimantan Timur, Hasanuddin Mas’ud, resmi terpilih sebagai Ketua Pengurus Wilayah Kerukunan Keluarga Mandar Sulawesi Barat (KKMSB) Kalimantan Timur untuk masa bakti 2025 hingga 2030. Penetapan tersebut berlangsung dalam Musyawarah Wilayah (Muswil) KKMSB Kaltim yang digelar di Hotel Grand Verona, Samarinda. Selasa (27/5/2027)

Acara Muswil yang dihadiri sejumlah tokoh masyarakat Mandar, perwakilan organisasi daerah, serta tamu undangan dari berbagai wilayah di Kalimantan Timur itu menjadi momentum penting dalam konsolidasi organisasi kedaerahan tersebut. Selain memilih ketua baru, forum ini juga menjadi ajang silaturahmi, pertukaran gagasan, dan evaluasi arah gerakan organisasi.

Dalam pidatonya usai ditetapkan sebagai ketua terpilih, Hasanuddin Mas’ud—yang akrab disapa Hamas—menyampaikan apresiasi kepada seluruh panitia dan peserta yang telah menyukseskan penyelenggaraan Muswil. Ia menyebut forum tersebut bukan sekadar rutinitas organisasi, tetapi ruang untuk memperkuat jalinan kekeluargaan dan memperjelas langkah ke depan.

“Muswil ini bukan hanya agenda formal, tapi juga menjadi sarana untuk meneguhkan kembali jati diri kita sebagai masyarakat Mandar di perantauan. Kita punya tanggung jawab bersama untuk menjaga dan meneruskan nilai-nilai yang menjadi identitas kita,” ujarnya.

Dalam arahannya, Hamas menegaskan pentingnya menghidupkan kembali filosofi Sipamandaran, sebuah nilai budaya masyarakat Mandar yang menekankan kebersamaan, gotong royong, dan solidaritas sosial.

Menurut Hamas, nilai-nilai tersebut mulai tergerus oleh perubahan zaman dan arus modernisasi yang mengikis akar budaya lokal. Karena itu, ia mengajak seluruh anggota KKMSB untuk menjadikan organisasi sebagai benteng pelestarian budaya serta wahana pembinaan karakter, terutama bagi generasi muda.

“Budaya Sipamandaran harus terus kita hidupkan. Ini adalah roh dari kebersamaan orang Mandar. Kalau tidak kita rawat, kita akan kehilangan jati diri. Maka KKMSB harus menjadi rumah besar tempat nilai-nilai ini tumbuh dan diwariskan,” tegasnya.

Tak hanya soal budaya, Hamas juga menekankan pentingnya memperjuangkan kesejahteraan masyarakat Mandar yang ada di Kalimantan Timur. Menurutnya, tantangan kehidupan perantauan seringkali dihadapkan pada persoalan sosial-ekonomi, pendidikan, hingga kesehatan.

Ia mendorong agar KKMSB tidak hanya menjadi organisasi simbolik, melainkan hadir nyata dalam menjawab persoalan warganya. Ia juga menyebut pentingnya pembinaan generasi muda agar tidak tercerabut dari akar budaya dan tetap mampu berperan aktif dalam pembangunan daerah.

“Kita ingin KKMSB bukan hanya eksis secara organisasi, tapi juga punya kontribusi nyata. Baik dalam pembangunan Kalimantan Timur, maupun pada level nasional dan internasional. Kita harus aktif menjalin sinergi dengan pemerintah, swasta, dan organisasi masyarakat lainnya,” katanya.

Sebagai langkah awal, Hamas meminta pengurus baru segera menyusun program kerja yang konkret, terarah, dan sesuai dengan kebutuhan warga. Ia berharap, masa kepemimpinan 2025–2030 menjadi periode penguatan organisasi secara struktural dan fungsional.

“Kita harus bergerak cepat, membuat program yang berdampak langsung. Jangan sampai organisasi hanya jalan di tempat. Ke depan, saya ingin KKMSB menjadi contoh organisasi kedaerahan yang modern, adaptif, namun tetap memegang teguh akar budayanya,” pungkas Hamas. (Adv/**)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top