Gebyar Koperasi Usai, Leni Angriani: UMKM Kutai Timur Perlu Lebih dari Sekadar Event, Butuh Pendampingan Konkret

Loading

Faktanusa.com, Sangatta – Acara Gebyar Koperasi yang baru saja diselenggarakan oleh Dinas Koperasi Kabupaten Kutai Timur mencatat omzet sebesar Rp1,1 miliar. Namun, Anggota DPRD Kabupaten Kutai Timur, Leni Angriani, menyatakan keprihatinannya mengenai dampak jangka panjang dari acara-acara tersebut. Menurut Leni, keuntungan yang diperoleh hanya bersifat sementara dan tidak memberikan dampak signifikan bagi keberlangsungan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Ia mengatakan bahwasanya kegiatan seperti pasar malam dan bazar seringkali hanya memberikan keuntungan sementara bagi pelaku UMKM dan panitia penyelenggara.

“Selama ini saya mengikuti berita, terutama kegiatan pasar malam dan bazar-bazar yang diadakan. Kalau saya lihat, itu hanya membantu dalam waktu singkat saja, tidak ada kelanjutan kedepannya. Keuntungan hanya pada saat acara berlangsung, setelah itu selesai,” ucap Leni.

Leni berpendapat bahwa seharusnya ada langkah konkret setelah acara selesai untuk menjamin UMKM mendapatkan manfaat jangka panjang.

“Kalau saya sih harus ada follow up-nya lagi. Jangan hanya dibina saat kegiatan berlangsung, misalnya dari Disperindag atau Diskop mengadakan kegiatan hanya untuk formalitas saja. Setelah kegiatan selesai, para pelaku UMKM dilepas begitu saja. Ini sama saja membuang-buang anggaran jika tidak dibina sampai ke titik,” Jelasnya.

Leni menegaskan bahwa pembinaan berkelanjutan dan terarah sangat penting bagi UMKM, agar mereka dapat tumbuh dan berkembang secara mandiri. “Pembinaan yang berkelanjutan sangat penting. Pemerintah harus memastikan bahwa setelah acara selesai, ada program lanjutan untuk mendukung UMKM. Hal ini untuk memastikan bahwa mereka dapat berkembang dan mandiri, bukan hanya mendapatkan keuntungan sesaat,” ujarnya.

Tidak hanya itu, ia juga mengajak pemerintah dan instansi terkait agar lebih serius dalam merencanakan dan melaksanakan program pembinaan UMKM.

“Saya berharap pemerintah dan instansi terkait lebih serius dalam merencanakan dan melaksanakan program pembinaan UMKM. Jangan hanya fokus pada acara besar yang meriah, tetapi pastikan ada program berkelanjutan yang benar-benar membantu UMKM berkembang,” jelasnya.

Leni berharap kritik konstruktif ini mendorong pemerintah Kabupaten Kutai Timur dan instansi terkait untuk mengevaluasi dan meningkatkan program pembinaan UMKM. Tujuannya adalah menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan ekonomi lokal yang berkelanjutan, memastikan UMKM tidak hanya meraih keuntungan sementara, tetapi juga mendapatkan dukungan yang berkelanjutan untuk berkembang dalam jangka panjang.

Gebyar Koperasi yang sukses dengan omzet 1,1 miliar ini seharusnya menjadi momentum untuk memperbaiki dan memperkuat strategi pembinaan UMKM di Kutai Timur. Dengan dukungan yang tepat dan berkelanjutan, UMKM diharapkan dapat menjadi pilar penting dalam pembangunan ekonomi daerah.ADV

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top