
Faktanusa.com, Sangatta – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur kembali mendapat dorongan untuk memperkuat sektor pertanian sebagai salah satu fondasi penting dalam menciptakan kemandirian pangan dan ekonomi masyarakat. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutai Timur, Faizal Rachman, menegaskan bahwa pemanfaatan lahan pertanian secara optimal merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di tengah tantangan ketergantungan ekonomi pada sektor non-pangan.
Faizal mengungkapkan bahwa Kutai Timur memiliki potensi lahan pertanian yang cukup luas dan variatif, namun pemanfaatannya belum maksimal. Menurutnya, pemerintah perlu memperkuat program pemberdayaan petani lokal agar pengelolaan lahan menjadi lebih produktif dan berkelanjutan. Keterlibatan masyarakat sebagai pelaku utama pertanian harus menjadi fokus utama dalam penyusunan kebijakan daerah.
“Hal yang paling terpenting bagaimana lahan-lahan yang ada di Kabupaten Kutai Timur ini dimaksimalkan untuk pertanian mandiri,” tegas Faizal. Rabu (26/11/2025)
Ia menilai bahwa dengan pemanfaatan lahan secara optimal, daerah dapat menciptakan ketahanan pangan yang mandiri, tidak hanya bergantung pada pasokan dari luar daerah. Selain itu, pengembangan pertanian juga akan membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat, terutama di wilayah pedesaan.
Lebih lanjut, Faizal menyoroti potensi besar dari sektor perkebunan, khususnya kelapa sawit. Menurutnya, perkebunan kelapa sawit seharusnya memberikan ruang yang lebih besar kepada masyarakat lokal untuk terlibat langsung, bukan hanya dikuasai oleh kepentingan korporasi besar. Model pengelolaan berbasis masyarakat dinilai lebih berkeadilan dan mampu memberikan dampak ekonomi yang lebih merata.
“Jadi masyarakat perkebunan kelapa sawit, bagaimana perkebunan kelapa sawit itu memiliki ruang besar yang berbasis pada masyarakat,” ujarnya.
Faizal menekankan bahwa orientasi pembangunan daerah harus memprioritaskan kesejahteraan rakyat kecil. Ia mengingatkan bahwa pemerintah perlu menjaga agar arah pembangunan tidak terjebak pada pola yang hanya menguntungkan perusahaan besar, sementara masyarakat lokal — terutama petani — justru tertinggal.
“Bukan perkebunan yang berbasis korporasi, itu hal terpenting yang harus selalu kita ingatkan kepada pemerintah,” tambahnya.
Menurut Faizal, penguatan sektor pertanian berbasis masyarakat bukan hanya soal meningkatkan produksi pangan, tetapi juga membangun fondasi ekonomi yang mandiri. Melalui kebijakan yang tepat, petani lokal diharapkan dapat menjadi subjek pembangunan, bukan sekadar penonton dari proses yang berlangsung.
“Agar masyarakat kita bisa betul-betul mandiri, bukan korporasi yang semakin besar,” pungkasnya.
Dengan fokus pada pemanfaatan lahan pertanian dan pemberdayaan masyarakat, Kutai Timur diharapkan mampu mewujudkan ketahanan pangan yang kuat, sekaligus menciptakan pemerataan ekonomi yang berkeadilan dan berkelanjutan bagi seluruh warganya. (ADV)
![]()



