Fadly Imawan Hadiri Peresmian BPK Wilayah XIV: Dorong Budaya Kaltim Mendunia

Loading

Faktanusa.com, Samarinda – Sebuah langkah penting dalam upaya pelestarian budaya lokal di Kalimantan Timur tercatat pada Jumat, 30 Mei 2025. Di hari itu, Gedung Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XIV diresmikan di Kota Samarinda, menandai babak baru dalam penguatan identitas budaya daerah. Peresmian ini turut dihadiri oleh Anggota DPRD Kaltim, Fadly Imawan, serta Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon.

Acara peresmian tidak hanya menjadi seremoni formal, tetapi juga dirangkai dengan dialog kebudayaan yang hangat antara pemangku kepentingan pusat dan daerah. Dalam forum tersebut, Fadly Imawan—yang akrab disapa Wawan—menyampaikan apresiasi atas perhatian pemerintah pusat terhadap pelestarian kebudayaan di Kalimantan Timur.

“Kehadiran Menteri Kebudayaan di Bumi Etam bukan sekadar simbolis. Ini adalah bukti nyata bahwa pusat memberikan perhatian besar terhadap potensi dan tantangan pelestarian budaya di daerah,” ujar Fadly dalam sambutannya.

Menurut Fadly, Kalimantan Timur memiliki warisan budaya yang begitu kaya dan beragam—mulai dari bahasa daerah, kesenian tradisional, adat istiadat, hingga keunikan etnis dan suku-suku asli seperti Dayak dan Kutai. Ia menekankan bahwa potensi ini tidak boleh hanya menjadi konsumsi lokal, tetapi harus dipromosikan secara luas, bahkan hingga mancanegara.

“Kaltim kaya akan budaya. Sudah saatnya kita bawa kebudayaan kita ke panggung global. Budaya lokal kita tidak kalah hebat dibandingkan budaya luar, tinggal bagaimana kita mengemas dan memperkenalkannya dengan strategi yang tepat,” jelas politisi Partai Golkar tersebut.

Dalam pandangannya, pelestarian kebudayaan tidak bisa berjalan sendiri. Diperlukan sinergi dan kolaborasi antara berbagai pihak—mulai dari pemerintah, pelaku seni, komunitas budaya, akademisi, hingga generasi muda. Wawan menekankan bahwa pelibatan anak muda dalam gerakan kebudayaan sangat penting untuk menjamin keberlanjutan nilai-nilai lokal di tengah modernisasi.

“Anak muda harus menjadi motor penggerak. Melalui karya seni, musik, film, atau bahkan teknologi digital, mereka bisa mengangkat nilai-nilai budaya leluhur dengan cara yang kekinian namun tetap bermakna,” tegasnya.

Ia juga mendorong agar kebijakan kebudayaan tidak hanya bersifat seremonial atau dokumentatif, melainkan terintegrasi ke dalam sektor pendidikan, ekonomi kreatif, hingga pariwisata.

Fadly Imawan juga menyambut baik berdirinya BPK Wilayah XIV yang akan menjadi pusat pelestarian budaya untuk wilayah Kalimantan. Lembaga ini akan memiliki mandat penting dalam mendata, melindungi, mengembangkan, dan mempromosikan kebudayaan lokal, termasuk benda cagar budaya, tradisi lisan, serta praktik budaya yang hampir punah.

“BPK harus menjadi pusat informasi, edukasi, dan inspirasi. Masyarakat harus merasa dekat dengan lembaga ini. Kita harapkan banyak program pelatihan, riset budaya, dan pameran yang bisa dilakukan secara rutin,” tuturnya.

Ia percaya, dengan dukungan kelembagaan yang kuat dari pusat dan antusiasme masyarakat lokal, budaya Kaltim dapat terus hidup dan relevan di tengah gempuran budaya global.

Mengakhiri pernyataannya, Fadly Imawan menyampaikan optimisme bahwa dengan langkah konkret seperti peresmian BPK Wilayah XIV dan keterlibatan aktif berbagai pihak, masa depan kebudayaan Kalimantan Timur akan semakin cerah.

“Budaya bukan sekadar warisan, tetapi juga fondasi masa depan kita. Dengan memperkuat budaya, kita sedang membangun jati diri, karakter, dan daya saing bangsa,” pungkasnya. (Adv/**)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top