Faktanusa,com, Kutai Barat – Kehadiran Ekti Imanuel selama tiga hari penuh di Festival Gita Nusantara yang diselenggarakan di Kutai Barat bukanlah sekadar bentuk dukungan seremonial. Lebih dari itu, keterlibatan aktifnya mencerminkan komitmen yang mendalam terhadap pelestarian kebudayaan lokal dan penguatan nilai-nilai toleransi di tengah masyarakat yang beragam.
Festival Gita Nusantara tahun ini mengusung tema “Sebab Mataku Telah Melihat Keselamatan yang Daripada-Mu”, sebuah pesan yang mengandung makna spiritual dan sosial. Tema tersebut menjadi dasar dari berbagai rangkaian acara yang tak hanya menghadirkan pertunjukan seni dan budaya, tetapi juga sarat nilai edukasi dan pesan damai.
Antusiasme masyarakat tampak tidak surut meski festival telah memasuki hari ketiga. Ribuan penonton terus memadati lokasi acara, menyaksikan ragam pertunjukan seni daerah yang menampilkan kekayaan budaya Kalimantan Timur. Tarian tradisional, musik etnik, hingga pameran UMKM lokal menjadi bukti bahwa seni dan budaya masih sangat hidup dan dicintai masyarakat.
Ekti Imanuel, yang hadir secara konsisten sejak hari pertama, menyampaikan apresiasinya terhadap semangat kolektif masyarakat dalam merawat warisan budaya. “Melalui sinergi antara seni, edukasi, dan ekonomi kreatif, kita memperkuat identitas Kalimantan Timur sebagai wilayah yang kaya akan budaya dan nilai-nilai kebersamaan,” ungkapnya dalam salah satu sambutan. Rabu (25/6/2025).
Tak hanya bicara soal budaya, Ekti juga menyoroti pentingnya menjaga harmoni sosial dan kerukunan antarumat beragama di Kutai Barat. Dalam suasana Natal yang damai, ia mengajak seluruh masyarakat untuk terus merawat kedamaian dengan saling menghormati satu sama lain.
“Kita akan terus merasakan kedamaian dalam perayaan Natal. Semua saling menghormati, bahkan berbagi sukacita,” ujarnya. Menurutnya, perayaan budaya dan keagamaan bisa berjalan berdampingan bila dilandasi oleh semangat toleransi.
Festival Gita Nusantara menjadi bukti bahwa pelestarian budaya tidak bisa dipisahkan dari pembangunan karakter masyarakat. Dengan melibatkan berbagai elemen—pemerintah, seniman, pelaku UMKM, hingga masyarakat umum—kegiatan ini memberi ruang bagi budaya lokal untuk terus hidup dan berkembang di tengah arus modernisasi.
Kehadiran tokoh seperti Ekti Imanuel yang menunjukkan kepedulian secara langsung terhadap kegiatan-kegiatan budaya seperti ini memberikan inspirasi sekaligus dorongan agar pemerintah dan masyarakat bersama-sama menjaga kekayaan budaya daerah. Karena pada akhirnya, budaya bukan hanya tentang masa lalu, tetapi juga fondasi untuk masa depan yang harmonis dan berkeadaban. (Adv/**)