Faktanusa.com, Sangatta – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kutai Timur menegaskan pentingnya pembagian peran yang jelas antara tenaga profesional pemadam kebakaran dan masyarakat dalam upaya penanggulangan kebakaran. Anggota Komisi C DPRD Kutim, Pandi Widiarto, menyampaikan bahwa kolaborasi yang aman dan terstruktur merupakan kunci dalam menciptakan sistem penanggulangan kebakaran yang efektif mulai dari tingkat komunitas hingga profesional.

Pandi menjelaskan bahwa masyarakat tetap memiliki ruang untuk berpartisipasi, namun keterlibatannya dibatasi pada aspek-aspek non-teknis yang bersifat preventif dan edukatif.

“Kalau melibatkan masyarakat saya pikir hanya sosialisasi ya. Tapi kalau untuk penanganan teknis kan ada prosedurnya, ada pelatihannya, enggak bisa sembarangan,” ujarnya. Rabu (26/11/2025)

Menurutnya, pembagian peran ini penting agar tidak terjadi tumpang tindih dalam penanganan kejadian kebakaran. Masyarakat dapat fokus pada upaya pencegahan, memberikan informasi dini, serta membantu proses evakuasi ringan, sementara penanganan teknis di lapangan diserahkan kepada tenaga profesional yang sudah mengikuti pelatihan khusus.

Ia juga mengingatkan risiko tinggi yang dapat terjadi jika warga tanpa kompetensi memaksakan diri terlibat langsung dalam pemadaman.

“Jangan sampai ketika mereka sebagai ibaratnya pahlawan, malah jadi korban. Itu yang harus diperhatikan,” tegasnya.

Pandi menambahkan bahwa kolaborasi yang berjalan baik harus dilengkapi dengan prosedur baku yang dipahami oleh seluruh pihak. Dengan demikian, masyarakat dapat mengambil peran sesuai kapasitas tanpa membahayakan keselamatan diri.

“Jadi memang kolaborasinya itu berbagai jenis juga, ada prosedurnya. Ada yang bisa melibatkan masyarakat, ada yang memang penanganan spesifik yang harus dilatih secara khusus,” jelasnya.

Ia menekankan bahwa kunci keberhasilan kolaborasi ini bukan terletak pada seberapa besar masyarakat terlibat, tetapi seberapa tepat peran yang diambil sesuai keahlian masing-masing. Dengan pembagian peran yang jelas, potensi risiko dapat diminimalkan, sementara kecepatan respons petugas meningkat.

Sebagai bagian dari penguatan kapasitas internal, Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kutim disebut telah menjalankan program pelatihan berkelanjutan untuk meningkatkan kompetensi personelnya.

“Dan itu sudah programnya juga di Damkar. Mereka melatih sekitar seratusan orang untuk penambahan skill dan kemampuan ke pemadaman,” ungkap Pandi.

Program pelatihan yang menjangkau sekitar seratus peserta ini menjadi langkah strategis pemerintah daerah dalam memperkuat kesiapsiagaan penanggulangan kebakaran di seluruh wilayah Kutai Timur. Dengan semakin banyak tenaga terlatih, penanganan insiden dapat dilakukan lebih cepat dan efektif.

Di sisi lain, masyarakat tetap diharapkan berperan aktif dalam upaya pencegahan, pelaporan, serta dukungan informasi ketika terjadi kejadian kebakaran. Sinergi antara partisipasi komunitas dan profesionalisme petugas menjadi fondasi untuk membangun sistem penanggulangan kebakaran yang komprehensif, aman, dan saling melengkapi demi keselamatan bersama. (ADV)

Loading