Faktanusa.com, Samarinda – Pelabuhan Kenyamukan yang berlokasi di Sangatta, Kutai Timur menjadi Pelabuhan central distribusi logistik. Di mana Pelabuhan tersebut dapat membagi ke tiga wilayah yaitu Kutai Timur, Bontang hingga Berau.
“Saya yakin jika pelabuhan Kenyamukan tersebut beroperasi, pasti akan mampu memperlancar distribusi barang kebutuhan pokok masyarakat ataupun barang material,” ujar Anggota DPRD Kaltim, Agiel Suwarno belum lama ini.
Dia mengatakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutim, ujarnya telah menganggarkan Rp. 120 miliar untuk pembangunan pelabuhan Kenyamukan tersebut. Pembangunan menggunakan sistem Multi Years Contract (MYC). Menurutnya pelabuhan barang dan penumpang tersebut belum dapat beroperasi secara maksimal walaupun secara terbatas dimanfaatkan warga untuk aktivitas sehari-hari.
“Pelabuhan itu memiliki fungsi penting bagi warga Kutim dan sekitarnya, terutama untuk mempermudah akses transportasi laut dan logistik bagi masyarakat lokal. Apalagi di Kutim Saja banyak kecamatan yang lebih mudah ditempuh dengan transportasi laut,” ujarnya.
Dia mengingtakan bahwa pada 2017 lalu, Presiden Joko Widodo telah menetapkan wilayah perairan di Pelabuhan Kenyamukan sebagai salah satu Tol Laut Jalur VIII dan masuk kategori Proyek Strategis Nasional (PSN).
Apalagi letaknya sangat strategis, yakni masuk dalam Alur Laut Kepulauan Indonesia II. Alur ini berada di Selat Sulawesi antara Provinsi Kalimantan Timur hingga ke Utara dan provinsi-provinsi di Sulawesi sebelah Barat, seperti Sulawesi Selatan, Barat, Tengah hingga Sulawesi Utara.
“Pelabuhan itu mulai dibangun saat saya masih anggota DPRD Kutim. Itu tentu untuk mempermudah distribusi bahan pokok yang didatangkan dari Sulawesi dan Pulau Jawa. Aksesnya akan semakin mudah, bahkan nanti harga bisa lebih murah. Karena selama ini distribusi logistik masih berpusat di Pelabuhan Samarinda,” kata Agiel.
Selain itu Pelabuhan Kenyamukan juga bisa digunakan untuk bersandarnya kapal-kapal untuk membawa material bangunan seperti batu, semen, pasir, besi dan lain sebagainya.”Hal itu akan memberikan dampak positif bagi pendapatan masyarakat dan iklim usaha di Kutim,” tutupnya. (ADV/**)