Faktanusa.com, Sangatta – Pengembangan ekonomi kreatif di tingkat kabupaten memiliki dinamika tersendiri yang berbeda dengan pola perkembangan di pusat. Tidak semua tren digital nasional secara otomatis relevan di daerah. Di Kutai Timur, perkembangan ekonomi kreatif berjalan mengikuti karakter masyarakat dan kesiapan sumber daya lokal, sehingga membutuhkan pendekatan yang lebih kontekstual agar hasilnya berdampak dan berkelanjutan.

Hal ini diakui oleh Anggota DPRD Kutai Timur, Yusri Yusuf, yang menilai bahwa beberapa subsektor ekonomi kreatif berbasis digital belum berkembang signifikan di daerah. Salah satunya adalah tren profesi seperti streamer atau YouTuber yang secara nasional sudah populer, namun belum memiliki peminat besar di tingkat kabupaten.

“Pengembangan ekonomi kreatif cuma untuk mengambil seperti streaming YouTuber itu belum sampai ke sana. Karena di tempat kita belum populer, bagi kita tapi kalau nasional sudah. Karena di kabupaten belum ada yang meminta seperti itu,” ujar Yusri menjelaskan kondisi lapangan, pada Rabu (26/11/2025).

Menurutnya, situasi tersebut bukanlah pertanda ketertinggalan, melainkan cerminan perbedaan kebutuhan pasar di daerah. Ketiadaan permintaan terhadap konten kreatif digital tertentu menunjukkan bahwa minat masyarakat masih terpusat pada sektor-sektor yang dekat dengan keseharian mereka. Dengan demikian, strategi pengembangan ekonomi kreatif harus disesuaikan dengan realitas tersebut.

Sektor-sektor seperti kerajinan tangan, kuliner khas, seni tradisi, hingga wisata budaya dinilai memiliki basis pelaku dan konsumen yang lebih kuat di level lokal. Penguatan pada subsektor ini dapat memberikan dampak ekonomi yang lebih cepat dan nyata bagi masyarakat. Digitalisasi, dalam konteks ini, dihadirkan sebagai alat pendukung, bukan sebagai tujuan akhir.

Pemanfaatan media sosial, pelatihan pemasaran digital sederhana, fotografi produk menggunakan ponsel, dan pengelolaan interaksi pelanggan secara daring merupakan bentuk-bentuk digitalisasi yang lebih realistis diterapkan. Langkah-langkah tersebut memberikan nilai tambah langsung bagi UMKM dan pelaku kreatif yang sudah memiliki produk dan pasar.

Pemerintah daerah, menurut Yusri, memegang peran penting dalam membangun ekosistem yang mendukung pertumbuhan pelaku ekonomi kreatif. Program pelatihan harus dirancang berdasarkan kebutuhan asli pelaku usaha, bukan sekadar mengikuti tren nasional. Selain itu, ketersediaan infrastruktur digital seperti jaringan internet yang stabil dan terjangkau merupakan fondasi utama agar transformasi digital dapat berjalan merata.

Kolaborasi dengan penyedia layanan digital dan telekomunikasi juga menjadi langkah strategis untuk memastikan akses internet dapat dinikmati hingga ke wilayah-wilayah pinggiran.

Dengan pendekatan yang bertahap, realistis, dan berbasis potensi lokal, transformasi ekonomi kreatif di Kutai Timur diharapkan mampu berkembang lebih organik. Proses ini bukan hanya membuka peluang baru bagi pelaku usaha kreatif, tetapi juga menjadi jembatan yang menghubungkan potensi daerah dengan pasar yang lebih luas, tanpa meninggalkan identitas dan nilai-nilai lokal yang selama ini menjadi kekuatan masyarakat. (ADV)

Loading