Faktanusa.com, Bantul – Program digitalisasi UMKM di Dusun Gunung Cilik merupakan inisiatif mahasiswa KKN untuk memperluas promosi dan pemasaran produk lokal dengan memanfaatkan teknologi berbasis website dan barcode. Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh masih dominannya promosi tradisional dan minimnya akses digital para pelaku UMKM. Melalui pelatihan dan pendampingan langsung, warga dilibatkan aktif dalam praktik membuat dan mengelola media digital mereka sendiri. Hasil kegiatan menunjukkan respon positif dari warga dan pengelola wisata serta terbentuknya fondasi kemandirian digital lokal. Program ini berpotensi meningkatkan daya saing UMKM, memperkuat daya tarik wisata, dan memberi kontribusi terhadap kesejahteraan warga.
Dusun Gunung Cilik merupakan salah satu wilayah dengan potensi wisata alam yang tinggi dan banyak dikunjungi wisatawan. Namun, para pelaku UMKM di wilayah ini masih banyak yang mengandalkan promosi secara tradisional seperti dari mulut ke mulut. Minimnya pemanfaatan teknologi menjadi hambatan dalam memperluas pasar produk lokal.
Melihat kondisi tersebut, tim KKN berinisiatif untuk mengangkat potensi UMKM melalui program digitalisasi berbasis website dan barcode. Tujuan utamanya adalah menjembatani kesenjangan digital dan menciptakan sistem promosi yang berkelanjutan.
Bagaimana pengaruh digitalisasi melalui website dan barcode terhadap promosi UMKM lokal, apa saja tantangan yang dihadapi dalam implementasi program ini, bagaimana strategi keberlanjutan program setelah KKN berakhir.
Meningkatkan kapasitas digital pelaku UMKM.
Mendorong promosi produk lokal secara lebih luas dan efisien.
Membangun sistem digital yang dapat dikelola mandiri oleh warga.
Kegiatan dilakukan dengan metode pendataan awal UMKM: sejak awal Agustus 2023, Pembuatan dan peluncuran website selesai 16 Agustus 2023, Pelatihan digitalisasi: dilakukan 18 Agustus 2023 di lokasi salah satu UMKM mie ayam, Distribusi poster barcode: ditempel di lokasi wisata Puncak Becici untuk meningkatkan jangkauan promosi.
Banyak UMKM di Gunung Cilik belum tersentuh digitalisasi. Sementara itu, arus wisatawan yang cukup tinggi belum diimbangi dengan sistem informasi yang mudah diakses. Hal ini menjadi dasar kuat untuk mengenalkan website promosi dan QR code di lokasi strategis.
Pelatihan diberikan oleh Raudith Radiquan, yang menjelaskan cara penggunaan platform Cardd.co, mulai dari login, menambahkan teks, gambar, hingga pengelolaan tombol dan desain situs.
Tantangan utama adalah rendahnya literasi digital dan terbatasnya akses internet di wilayah dusun. Hal ini membutuhkan pendekatan sabar dan pendampingan langsung agar warga bisa benar-benar memahami dan merasa percaya diri menggunakan teknologi tersebut.
Respon awal warga dan pelaku UMKM sangat positif. Mereka merasa senang karena mendapat alat bantu promosi yang baru, dan pengelola wisata menyambut baik program karena bisa meningkatkan daya tarik wisata berbasis teknologi.
Salah satu momen paling berkesan adalah ketika warga dan pemuda mencoba meng-update website sendiri. Ada banyak tawa saat terjadi kesalahan kecil atau kendala teknis, yang justru mempererat rasa kebersamaan. Penempelan poster barcode di Puncak Becici juga menjadi simbol kebanggaan bersama atas hasil kerja tim.
Jika dijalankan secara berkelanjutan, program ini diyakini akan meningkatkan penjualan produk UMKM, membantu promosi wisata lokal secara digital, menjadi model pemberdayaan ekonomi digital di desa wisata lainya.
Digitalisasi UMKM melalui website dan barcode bukan hanya memberikan akses baru terhadap teknologi, tetapi juga membangun semangat gotong royong dan kemandirian warga. Perbedaan mendasar dari sekadar penyuluhan adalah keterlibatan langsung warga dalam proses. Dengan pelatihan, penyerahan akun ke pemuda lokal, serta media promosi yang dipasang di lokasi wisata, program ini memiliki peluang kuat untuk terus berlanjut.
Diperlukan tindak lanjut berupa pelatihan lanjutan atau kunjungan berkala dari mitra kampus.
Penguatan jaringan internet atau Wi-Fi publik akan sangat mendukung optimalisasi program.
Perlu dukungan dari pihak desa agar program ini menjadi bagian dari pengembangan desa wisata secara menyeluruh.
Satu kata yang menggambarkan keseluruhan kegiatan ini adalah “Kebersamaan.”
Karena keberhasilan program ini bukan hanya karena teknologi yang digunakan, tetapi karena kerja sama erat antara mahasiswa, warga, pemuda, dan pengelola wisata dalam memajukan UMKM lokal.
Penulias : Raudith Radiquan
Editor : Shinta Setyana