Faktanusa.com, Sangatta – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) terus mendorong transformasi ekonomi daerah melalui penguatan sektor perkebunan kelapa sawit. Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman menegaskan, dalam lima tahun ke depan, sektor ini diproyeksikan menjadi primadona baru penggerak ekonomi masyarakat, menggantikan ketergantungan terhadap tambang batu bara dan minyak bumi.

Menurut Ardiansyah, potensi kelapa sawit di Kutim sangat besar dan strategis untuk dikembangkan secara berkelanjutan. Berdasarkan data tahun 2023, luas lahan perkebunan kelapa sawit di Kutim mencapai 529.586 hektare dengan total produksi sekitar 7,759 juta ton. Dari jumlah tersebut, sekitar 30 persen merupakan perkebunan rakyat yang berperan penting dalam menopang ekonomi pedesaan.

“Perkebunan kelapa sawit yang tersebar luas di Kutim merupakan sumber daya strategis yang dapat dimanfaatkan lebih optimal. Pemerintah daerah berkomitmen melakukan hilirisasi dan pengembangan produk turunan sawit agar mampu meningkatkan nilai tambah bagi masyarakat,” ujar Ardiansyah di Sangatta.

Ia mencontohkan, produk-produk turunan kelapa sawit seperti minyak goreng, biodiesel, hingga bahan baku kosmetik memiliki potensi pasar yang besar, baik di dalam negeri maupun ekspor. Karena itu, Pemkab Kutim akan terus mendampingi dan memfasilitasi kelompok tani serta pelaku usaha kecil untuk mengembangkan industri pengolahan hasil sawit.

Selain sektor kelapa sawit, Ardiansyah juga menyoroti pentingnya memperkuat sektor lain seperti pertanian, perikanan, peternakan, kehutanan, dan pariwisata. Menurutnya, Kutai Timur memiliki sumber daya alam yang beragam dan melimpah, baik dari darat maupun laut, yang dapat dijadikan sumber pendapatan berkelanjutan.

“Produk-produk yang dapat diperbarui akan menjadi fokus utama pembangunan ekonomi Kutim. Kami ingin mengoptimalkan potensi lokal agar bisa memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat,” jelasnya.

Bupati juga menegaskan, langkah hilirisasi dan diversifikasi ekonomi ini sejalan dengan visi Pemkab Kutim untuk membangun daerah yang mandiri dan berdaya saing tinggi di tengah perubahan global. Dengan mendorong inovasi berbasis potensi lokal, pemerintah berharap Kutim dapat keluar dari ketergantungan pada komoditas mentah dan mampu menghasilkan produk bernilai tambah.

“Pembangunan industri hilir adalah kunci agar Kutai Timur tidak hanya menjadi pemasok bahan mentah, tetapi juga penghasil produk siap pakai yang memberi keuntungan lebih besar bagi daerah dan masyarakat,” tutup Ardiansyah.

Upaya ini menjadi bagian dari strategi besar Pemkab Kutim dalam memperkuat ketahanan ekonomi daerah sekaligus menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat lokal. Dengan dukungan seluruh pemangku kepentingan, Kutai Timur diharapkan mampu mewujudkan ekonomi hijau dan berkelanjutan berbasis perkebunan kelapa sawit. (Adv/Shin/**)

Loading