Faktanusa.com, Sangatta – Bupati Kutai Timur (Kutim) Ardiansyah Sulaiman menegaskan pentingnya transformasi ekonomi daerah dari sektor pertambangan menuju pertanian dan perkebunan. Langkah ini dinilai strategis untuk mewujudkan kemandirian ekonomi berkelanjutan di tengah menurunnya ketergantungan pada tambang batu bara.

Menurut Ardiansyah, Kutai Timur tidak bisa terus bergantung pada sektor pertambangan yang bersifat tidak terbarukan. Ia menyebutkan, berdasarkan proyeksi nasional, sektor batu bara akan mulai dieliminasi secara bertahap pada 2030 dan habis pada 2050. Oleh karena itu, pemerintah daerah harus menyiapkan arah baru pembangunan ekonomi yang lebih tahan lama dan inklusif.

“Kami menargetkan dalam lima tahun ke depan Kutim harus memiliki industri pisang dan memperkuat sektor pertanian serta perkebunan seperti kelapa sawit, coklat, dan hortikultura lainnya,” ujar Ardiansyah. Kamis (13/11/2025).

Ia menilai, sektor pertanian merupakan salah satu pilar utama yang mampu menopang ekonomi daerah secara berkelanjutan. Selain menciptakan lapangan kerja baru, sektor ini juga membuka peluang bagi peningkatan pendapatan mikro masyarakat, terutama di wilayah pedesaan.

Bupati Ardiansyah juga kerap turun langsung mengunjungi kelompok tani di berbagai kecamatan. Dalam setiap kunjungan, ia terus memberikan semangat agar para petani tidak berkecil hati dan tetap optimistis menghadapi tantangan.

“Justru dari kegiatan seperti ini, kita bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pertanian adalah fondasi ekonomi rakyat yang sesungguhnya,” ucapnya.

Sebagai wujud nyata dukungan, pemerintah daerah akan memberikan bantuan 10 unit mesin pengolahan coklat kepada kelompok tani di Kecamatan Karangan. Bantuan tersebut diharapkan dapat mendorong nilai tambah hasil pertanian serta memperluas pasar produk lokal Kutai Timur.

Lebih lanjut, Ardiansyah menyampaikan bahwa kinerja sektor pertanian dan perkebunan Kutim menunjukkan tren positif dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sektor tersebut pada tahun 2023 meningkat 7,60 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 5,90 persen.

“Ini perkembangan yang menggembirakan. Setelah sempat turun selama tiga tahun akibat pandemi, kini sektor pertanian kembali tumbuh kuat. Kami akan terus memperkuatnya agar menjadi penopang utama ekonomi Kutim,” tegasnya.

Melalui upaya ini, pemerintah daerah berharap pertumbuhan ekonomi Kutai Timur tidak lagi bergantung pada sumber daya alam yang menipis, tetapi bergeser ke arah ekonomi hijau dan berkelanjutan. Transformasi ini diharapkan menjadikan Kutai Timur sebagai daerah dengan fondasi ekonomi yang tangguh, mandiri, dan ramah lingkungan. (Adv/Shin/**)

Loading