Faktanusa.com, Sangatta – Anggota DPRD Kabupaten Kutai Timur Komisi A, Basti Sangga Langi menyampaikan komentarnya terkait kondisi terkini dunia ketenagakerjaan di Kabupaten Kutai Timur saat ditemui pada agenda peringatan May Day atau Hari Buruh kemarin.
Dalam meriahnya acara ini, turut dihadiri pula oleh pemimpin dan tokoh-tokoh penting di Kutai Timur, yakni Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman, Wabup Kutim Kasmidi Bulang, Ketua DPRD Kutim Joni, Kapolres Kutim AKBP Ronni Bonic, Kepala Distransnaker Kutim Roma Malau, hingga jajaran ketua dari Serikat Pekerja mulai dari KSPI, SPSI, SPN, SBSI dan Hukatan.
Basti menyampaikan terkait meriahnya acara peringatan Hari Buruh ini, bahwa sesungguhnya konsep ini sudah ada sejak dulu, dan memang tujuannya untuk memberi hiburan pada para pekerja yang lelah pada kesehariannya di dunia pekerjaan.
“Konsep ini sebenarnya sudah dari dulu. Saya pencetus pertama namanya May Day melakukan yang seperti ini,” ujarnya.
“Artinya bagaimana kita memberikan hiburan terhadap karyawan yang lelah dalam pekerjaan, setiap harinya hanya melihat batu bara, melihat tambang, Nah, kita lakukan acara ini beserta keluarganya kita hadirkan. Supaya mendapat hiburan, dapat juga hadiah. Itu tujuan kita,” sambungnya.
Namun demikian, pemerintah pun tentu turut hadir sebagai pihak yang akan menyimak dan melayani segala dialog dan aspirasi dari para pekerja atau buruh tersebut, untuk kemudian ditindaklanjuti dan bersama-sama membicarakan dan menemukan solusinya.
Ia juga menyayangkan kepada peserta aksi yang lebih memilih menyampaikan tuntutannya dengan cara turun kejalan dan mengganggu pengguna jalan lain. Hal itu lantaran dinilai dapat membahayakan dirinya sendiri maupun orang lain.
“Dan juga menyampaikan tuntutan-tuntutan kalian karena kita hadirkan pemerintah. Kemudian ada dialog. Tapi kalau kita hanya turun ke jalan, ya bisa saja kita menghalangi orang pengguna jalan yang lain. Bisa saja kita, ya, baku tabrak dengan pengguna jalan lain,” pungkasnya.
“Tapi kalau kita lakukan seperti ini, artinya kita memberikan hiburan terhadap pekerja buruh dan keluarganya. Dan mendapatkan doorprize. Doorprizenya cuma-cuma, gratis. Inilah yang tidak dipahami banyak pekerja. Hanya maunya nuntut-nuntut, tapi dia tidak paham tuntutan itu,” tambahnya.ADV