FAKTANUSA, Penajam Paser Utara – Proyek pembangunan taman didepan kantor bupati Penajam Paser Utara yang dibangun dimasa pandemi, kini menuai polemik dikalangan banyak pihak.
Ade Deva wardhana aktivis Forum Keluarga Mahasiwa kabupaten (FKMK) Penajam paser utara juga menilai bahwa pembangunan taman didepan kantor bupati yang menghabiskan dana sebesar 24 Miliar di saat pandemi tidaklah tepat, minggu (07/06/2020).
“Seharusnya bupati PPU lebih bijak, dimasa-masa yang seperti ini tentu kita semua bertanya-tanya apa urgensinya menghamburkan uang untuk taman dimasa pandemi,”
“Hari ini masyarakat kita banyak hal yang perlu diperhatikan, semisal nasib guru ngaji dan imam masjid tentu berdampak dimasa pandemi, mereka butuh perhatian pemerintah,”
“Bayangkan bantuan pemkab hanya sekali saja, sedangkan bantuan sembakonya hanya bisa digunakan paling sebulan saja, dan masa pandemi ini sudah tiga bulan tak henti-henti, lalu bagaimnaa nasib masyarakat kita” tandasanya.
Lanjut papar deva aktivis FKMK PPU ini memaparkan bahwa bupati harus lebih membuka mata lagi terhadap polemik yang terjadi hari ini ditataran masyarakat bawah.
Ia juga mengakui bahwa dirinya sangat kecewa atas kebijakan bupati yang hari ini hanya mementingkan keindahan kantornya dengan menghamburkan anggaran yang besar untuk taman dibanding jalan-jalan kampung yang masih banyak rusak.
“Hari ini jalan-jalan tidak sedikit yang amat buruk, mestinya jangan hanya memperindah sekitar kantornya, tapi bagaimana jalan-jalan yang rusak ini bisa diperbaiki,”
“Semisal didaerah babulu darat, jalan menuju bukit subur bahkan masih banyak akses jalan hari ini yang masih teramat buruk,”
“kalau akses jalan buruk, tentu ini juga banyak dampak buruknya, baik itu secara ekonomi bahkan lainya, begitupun sebaliknya,”
“kalau akses jalan baik, tentu perekonomian masyaraka nantinya akan berhujung baik pula, itulah yang membuat kami kecewa kenapa bupati hari ini tidak memprioritaskan kesejahteraan masyarakat PPU ditingkat bawah,” tutup deva dengan nada kesal.