Faktanusa.com, Balikpapan – Harapan masyarakat Balikpapan Timur untuk memiliki fasilitas rumah sakit sendiri akhirnya segera terwujud. Komisi IV DPRD Kota Balikpapan memastikan pembangunan rumah sakit di wilayah tersebut tetap akan dilaksanakan pada tahun 2026. Pembangunan tetap berjalan meskipun anggaran daerah harus mengalami penyesuaian akibat kebijakan efisiensi anggaran dari pemerintah pusat.

Ketua Komisi IV DPRD Kota Balikpapan, Gasali, menegaskan bahwa rencana pembangunan fasilitas kesehatan strategis tersebut telah masuk dalam struktur anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) tahun 2026.

“Pembangunan rumah sakit di Balikpapan Timur dipastikan tetap berjalan, dan sudah dianggarkan melalui APBD 2026,” ujar Gasali di ruang kerjanya, Kamis (20/11/2025).

Ia menjelaskan bahwa pembangunan rumah sakit ini merupakan bagian dari program Pemerintah Kota Balikpapan dalam rangka pemerataan layanan kesehatan dan pendekatan pelayanan publik kepada masyarakat di kawasan timur kota. Menurutnya, pertumbuhan penduduk dan aktivitas ekonomi yang semakin pesat di wilayah tersebut menuntut adanya fasilitas kesehatan yang memadai.

“Pembangunan fasilitas kesehatan itu menjadi salah satu program prioritas pemerintah kota. Kawasan timur mengalami pertumbuhan penduduk yang signifikan sehingga membutuhkan layanan kesehatan yang dekat, cepat dan modern,” bebernya.

Rumah sakit baru tersebut akan dibangun di atas lahan milik Pemerintah Kota Balikpapan dengan luas 11.756 meter persegi, berlokasi di Jalan Mulawarman, Kelurahan Lamaru, Kecamatan Balikpapan Timur. Proyek tersebut akan menggunakan skema pembiayaan tahun jamak atau multiyears selama tiga tahun melalui dana APBD Kota Balikpapan tahun anggaran 2026–2028.

“Anggaran untuk pembangunan rumah sakit ini senilai Rp200 miliar lebih, dengan skema multiyears hingga 2028. Untuk anggaran pembangunan pertama di tahun 2026 senilai Rp55 miliar,” terangnya.

Rumah sakit ini dirancang sebagai fasilitas kesehatan kelas D dengan total 7 lantai, serta akan dilengkapi fasilitas pelayanan medis yang lengkap. Desain yang telah disiapkan memuat berbagai ruang pelayanan mulai dari instalasi gawat darurat (IGD), poliklinik, hingga fasilitas rawat inap modern.

“Dari 7 lantai itu bakal terdapat sebanyak 158 kamar inap, serta ruang IGD, poliklinik, dan akan dilengkapi seluruh fasilitas kesehatan yang lengkap. Secara teknis, saya melihat perencanaan sudah sangat matang,” ungkap Gasali.

Selain pembangunan fisik, pemerintah kota juga telah menyiapkan kebutuhan operasional rumah sakit sejak dini, meliputi kelengkapan alat kesehatan, kebutuhan tenaga medis maupun sistem pendukung lainnya. Kajian teknis untuk memastikan kesiapan operasional dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Balikpapan.

“Sesuai perencanaan, di tahun 2028 ketika pembangunan rampung, maka seluruh alat kesehatan sudah siap dan bisa langsung beroperasi, termasuk tenaga medisnya. Mulai dari dokter spesialis, dokter umum, bidan hingga perawat,” jelasnya.

Gasali berharap dengan hadirnya rumah sakit baru ini, akses masyarakat terhadap layanan kesehatan semakin mudah dan tidak lagi bergantung pada fasilitas kesehatan di wilayah Balikpapan tengah atau selatan. Menurutnya, lokasi yang jauh seringkali menimbulkan kendala serius bagi pasien dalam kondisi darurat.

Ia juga menegaskan bahwa pembangunan rumah sakit Balikpapan Timur merupakan bukti komitmen DPRD dan pemerintah daerah untuk menghadirkan pelayanan publik yang merata dan berkeadilan.

Pemerintah Kota Balikpapan sebelumnya telah menetapkan sektor kesehatan sebagai salah satu prioritas pembangunan daerah, terutama karena meningkatnya kebutuhan pelayanan akibat pertumbuhan penduduk serta dinamika pembangunan wilayah yang berdekatan dengan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

“Kami meminta dukungan masyarakat agar proses pembangunan berjalan lancar. Ini untuk kepentingan bersama dan masa depan daerah kita,” tutup Gasali.

Dengan adanya komitmen tersebut, masyarakat Balikpapan Timur kini dapat menanti realisasi pembangunan rumah sakit yang telah lama menjadi aspirasi publik. Proyek ini diharapkan menjadi momentum peningkatan kualitas pelayanan kesehatan sekaligus mengoptimalkan pemerataan pembangunan kota. (Adv/**)

Loading