
Faktanusa.com, Sangatta – Dinas Komunikasi, Informatika, Statistika dan Persandian (Diskominfo Staper) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) terus memperkuat literasi digital di tengah masyarakat sebagai langkah strategis untuk menekan peredaran informasi palsu atau hoaks yang semakin marak melalui media sosial.
Derasnya arus informasi di era digital saat ini menjadi tantangan besar bagi pemerintah daerah, khususnya Diskominfo Staper, dalam membendung penyebaran disinformasi yang dapat memicu keresahan publik. Karena itu, peningkatan kemampuan masyarakat untuk mengolah dan memverifikasi informasi dianggap sangat penting.
Kepala Diskominfo Staper Kutim Ronny Bonar mengatakan, literasi digital harus ditanamkan kuat di masyarakat agar tidak mudah terpengaruh oleh berita bohong yang beredar dengan cepat melalui platform digital.
“Literasi digital menjadi kunci. Kalau masyarakat punya pengetahuan, tidak mudah terpengaruh dari informasi hoaks,” ujar Ronny di Sangatta. Rabu (26/11/2025).
Untuk menekan penyebaran informasi palsu, Diskominfo Staper secara aktif melakukan sosialisasi literasi digital ke berbagai lapisan masyarakat. Edukasi dilakukan melalui berbagai metode, baik tatap muka melalui pelatihan dan seminar, maupun melalui kanal digital resmi milik Kominfo seperti media sosial.
“Jadi bukan hanya edukasi tatap muka, tetapi juga lewat kanal digital resmi milik Kominfo seperti Instagram, Facebook, maupun video conference,” terangnya.
Ronny menjelaskan bahwa masyarakat saat ini harus dibekali kemampuan berpikir kritis agar tidak menerima informasi mentah-mentah tanpa proses verifikasi. Ia menilai budaya cek dan ricek harus ditanamkan ke seluruh warga, terutama generasi muda yang paling aktif menggunakan media sosial.
“Kalau masyarakat terbiasa cek dan ricek, hoaks tidak akan laku,” katanya.
Menurutnya, literasi digital bukan sekadar tren, melainkan menjadi kebutuhan mendasar untuk melindungi masyarakat dari manipulasi informasi yang sengaja dibuat untuk memecah belah opini publik.
“Tanpa bekal pengetahuan yang cukup, masyarakat akan rentan dimanipulasi oleh informasi yang salah. Karena itu, literasi digital adalah investasi jangka panjang bagi generasi kita,” tegas Ronny.
Selain memperkuat literasi digital di masyarakat umum, Diskominfo Kutim juga menaruh perhatian besar terhadap media online yang beroperasi di Kabupaten Kutai Timur. Menurut Ronny, keberadaan media yang sehat, profesional, dan memiliki standar jurnalistik yang baik merupakan garda terdepan dalam menangkal penyebaran hoaks.
Diskominfo terus meningkatkan kapasitas para wartawan melalui program pelatihan, bimtek (bimbingan teknis), dan pemberdayaan kompetensi agar berita yang disebarkan ke masyarakat memiliki nilai edukasi dan dapat dipertanggungjawabkan.
“Dengan banyaknya wartawan yang kompeten di Kutim, informasi yang beredar ke masyarakat juga bisa lebih berkualitas,” jelasnya.
Ronny menegaskan bahwa keberadaan pers yang kuat dan profesional merupakan bagian penting dalam membangun ekosistem informasi yang jernih dan sehat.
“Itu bentuk komitmen kami. Pers yang sehat akan berkontribusi besar dalam melawan hoaks,” pungkasnya. (Adv/Shin/**)
![]()



