Faktanusa.com, Sangatta – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur terus memperkuat transformasi sektor perikanan melalui pengembangan budidaya berbasis darat sebagai program prioritas. Kebijakan ini dijalankan oleh Dinas Perikanan Kutim seiring dengan perubahan fokus kelembagaan serta penyesuaian terhadap regulasi kewenangan pengelolaan sumber daya laut yang kini berada di bawah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.

Anggota Komisi B DPRD Kutai Timur, Faisal Rachman, menegaskan bahwa perubahan orientasi kerja Dinas Perikanan tersebut merupakan langkah strategis yang mesti dipahami sebagai upaya memperkuat sektor perikanan yang lebih berkelanjutan. Menurutnya, dengan ruang kewenangan yang semakin spesifik, Kutai Timur kini memiliki peluang memperkuat basis ekonomi baru dari subsektor perikanan budidaya.

“Jadi fokus dinas perikanan, makanya bukan Dinas Kelautan namanya,” jelas Faisal, Minggu (23/11/2025).

Faisal menambahkan bahwa nomenklatur Dinas Perikanan memang mengisyaratkan adanya spesialisasi tugas yang lebih terarah, terutama setelah kewenangan pengelolaan wilayah laut sepenuhnya dialihkan kepada provinsi. Dengan begitu, Dinas Perikanan Kutim kini bisa memberikan perhatian penuh pada sektor budidaya di darat yang memiliki prospek ekonomi panjang.

“Kita kan namanya Dinas Perikanan,” ujarnya, menegaskan ruang lingkup kerja instansi tersebut.

Peralihan fokus ini sekaligus menempatkan Kabupaten Kutai Timur dalam posisi yang lebih strategis untuk mengembangkan sistem akuakultur modern. Budidaya perikanan berbasis darat dinilai lebih mudah dikontrol, memiliki potensi produksi stabil, serta mampu menjawab tantangan ketahanan pangan lokal.

Faisal menyampaikan bahwa perubahan orientasi ini bukan sekadar mengikuti aturan, tetapi merupakan langkah taktis agar sektor perikanan daerah dapat berkembang secara lebih terstruktur dan berkelanjutan. Ia menyebutkan bahwa program-program yang disusun kini diarahkan untuk memperkuat kapasitas masyarakat dalam mengembangkan usaha budidaya darat.

“Jadi sekarang lebih berfokus kepada perikanan budidaya di darat,” tegasnya.

Upaya ini mencakup pengembangan berbagai model budidaya yang dilaksanakan di lahan darat, seperti kolam, keramba darat, hingga sistem budidaya modern berbasis bioflok atau teknologi intensif lainnya.

“Seperti kolam-kolam dan lain sebagainya,” tambah Faisal.

Menurut Faisal, fokus pada budidaya darat membuka kesempatan lebih luas bagi masyarakat untuk mengembangkan usaha perikanan tanpa harus bergantung pada pemanfaatan wilayah laut. Kutai Timur yang memiliki bentang lahan luas dinilai sangat potensial untuk dikembangkan menjadi pusat produksi ikan air tawar yang terintegrasi dengan pasar lokal maupun regional.

Model budidaya seperti kolam air deras, kolam tanah, hingga sistem akuakultur modern dinilai dapat dijalankan secara lebih terjangkau oleh masyarakat. Selain itu, subsektor ini dipandang lebih adaptif terhadap perkembangan teknologi, sehingga peluang untuk meningkatkan produktivitas menjadi lebih besar.

Transformasi ini juga memiliki dampak langsung terhadap penciptaan lapangan kerja baru. Dengan program pembinaan, pelatihan, dan penyediaan sarana pendukung yang dikelola secara berkelanjutan, sektor perikanan darat berpotensi menjadi salah satu motor pertumbuhan ekonomi lokal yang inklusif.

Penguatan sektor budidaya perikanan juga berkontribusi besar pada ketahanan pangan Kutai Timur. Dengan meningkatnya produksi ikan air tawar secara mandiri, daerah tidak lagi terlalu bergantung pada pasokan dari luar. Keberadaan sentra budidaya perikanan darat juga dapat menstabilkan harga, memperkuat rantai pasok lokal, serta memberikan nilai tambah ekonomi bagi pelaku usaha.

Selain itu, fokus pada budidaya darat dinilai lebih ramah lingkungan karena dapat dikelola dengan sistem yang terkendali dan minim risiko terhadap ekosistem alami.

Secara keseluruhan, kebijakan Dinas Perikanan Kutai Timur yang kini berfokus pada pengembangan budidaya darat merupakan langkah strategis dalam membangun sektor perikanan yang modern, berkelanjutan, dan berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dengan dukungan kebijakan yang jelas serta koordinasi lintas sektor, sektor perikanan budidaya Kutai Timur diharapkan dapat menjadi salah satu pilar ekonomi baru dalam beberapa tahun mendatang. (ADV)

Loading