Faktanusa.com, Sangatta – Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Kutai Timur terus diperkuat fungsinya sebagai pusat peningkatan kompetensi tenaga kerja. Anggota DPRD Kutim dari Komisi D, Shabaruddin, menegaskan pentingnya penyelarasan kurikulum pelatihan dengan kebutuhan industri, sekaligus memperluas pengembangan jiwa kewirausahaan bagi peserta didik agar mampu menciptakan lapangan kerja baru.

Menurutnya, BLK memegang peran yang sangat strategis dalam menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) terampil yang mampu bersaing tidak hanya di wilayah Kutai Timur, tetapi juga di tingkat regional dan nasional.
“Selama ini, saya secara konsisten mengalokasikan dana aspirasi untuk mendukung operasional dan pengembangan program pelatihan di BLK,” ujar Shabaruddin, Senin (24/11/2025).

Ia menilai dukungan pendanaan yang berkelanjutan menjadi kunci untuk mempercepat peremajaan peralatan praktik dan peningkatan fasilitas pembelajaran. Dengan peralatan yang lebih modern dan kurikulum yang adaptif, lulusan BLK diharapkan dapat memenuhi standar kompetensi industri yang terus berkembang.

Politikus dari Komisi D itu juga menegaskan bahwa pihaknya secara aktif mendorong Dinas Tenaga Kerja agar merancang program pelatihan berdasarkan kebutuhan pasar kerja yang nyata. Menurutnya, pendekatan yang tepat adalah memastikan seluruh program BLK benar-benar relevan dan dibutuhkan perusahaan maupun sektor usaha yang sedang berkembang.
“Pelatihan itu harus menyesuaikan kebutuhan pasar kerja. Dunia industri berubah cepat, maka program BLK juga harus ikut berubah,” tegasnya.

Sinergi dengan dunia usaha dan industri menurutnya harus terus diperkuat. Ia menjelaskan bahwa kerja sama ini tidak hanya penting dalam penyusunan kurikulum, tetapi juga membuka peluang magang dan penempatan kerja bagi para lulusan. Hal ini, kata Shabaruddin, merupakan strategi efektif untuk menjembatani lulusan BLK dengan kebutuhan tenaga kerja yang spesifik di perusahaan.
Kerja sama semacam ini menciptakan ekosistem yang saling menguntungkan. Perusahaan mendapatkan tenaga kerja terampil sesuai standar, sementara lulusan BLK memperoleh akses yang lebih cepat ke lapangan kerja formal.

Meski demikian, Shabaruddin menekankan bahwa orientasi lulusan BLK tidak boleh terbatas pada kesiapan memasuki dunia kerja, tetapi juga harus diarahkan agar mampu menciptakan usaha mandiri.
“Kami terus mendorong agar BLK tidak hanya mencetak tenaga kerja yang siap pakai, tetapi juga yang mampu menciptakan lapangan kerja baru melalui kewirausahaan,” tambahnya.

Integrasi materi kewirausahaan dalam kurikulum dinilainya sebagai langkah penting untuk menumbuhkan inovasi dan kreativitas peserta pelatihan. Dengan pengetahuan dasar bisnis, manajemen usaha, hingga pemasaran digital, lulusan BLK diharapkan dapat membuka usaha sendiri dan membantu meningkatkan ekonomi masyarakat di daerah masing-masing.

Pada bagian akhir, Shabaruddin menyampaikan komitmen jangka panjang untuk memperjuangkan penguatan anggaran dan kebijakan pendukung bagi BLK Kutim. Ia menekankan bahwa lembaga pelatihan tersebut harus terus berkembang agar mampu menjawab tantangan zaman dan memenuhi kebutuhan industri masa depan.
Ia menyatakan bahwa dengan dukungan anggaran yang memadai, penguatan kurikulum, dan modernisasi fasilitas, BLK Kutim dapat menjadi pusat pelatihan yang benar-benar menghasilkan SDM berkualitas, kompetitif, serta siap berkontribusi pada pembangunan daerah.

“Kami akan terus mendukung agar BLK berkembang dan mampu mencetak tenaga kerja yang terampil, kompetitif, dan punya jiwa inovasi,” pungkasnya. (ADV)

Loading