
Faktanusa.com, Sangatta – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur terus berupaya meningkatkan kualitas pembangunan infrastruktur jalan melalui penerapan teknologi konstruksi yang disesuaikan dengan kondisi geografis daerah. Anggota Komisi C DPRD Kutim, Pandi Widiarto, mengungkapkan bahwa penggunaan rigid pavement atau perkerasan beton kini menjadi pilihan utama dalam penanganan jalan di wilayah yang memiliki karakteristik tanah labil.
Menurutnya, pendekatan ini tidak hanya relevan dari sisi teknis, tetapi juga lebih efisien untuk jangka panjang.
“Tentu saja sekarang standar penanganan jalan di Kutim kita arahkan menggunakan rigid beton,” ujar Pandi. Minggu (16/11/2025). “Ini bukan semata pilihan, tetapi hasil evaluasi yang mempertimbangkan kondisi geologi kita yang cukup menantang.” tambahnya.
Pandi menjelaskan, di wilayah tertentu seperti Sangatta yang telah memiliki fondasi jalan lebih stabil, penanganan dengan pengaspalan masih bisa dilakukan. Namun untuk sebagian besar kecamatan dengan kondisi tanah yang belum stabil, rigid pavement menjadi solusi yang paling tepat untuk memastikan jalan tidak cepat rusak.
“Kita ingin pembangunan jalan mengikuti karakteristik tanah. Di area seperti Sangatta, yang fondasinya sudah kuat, tinggal pengaspalan. Tapi di banyak kecamatan, tanahnya masih labil, jadi pengerasan beton ini yang paling sesuai,” jelasnya.
Ia kemudian menambahkan, “Kalau dipaksakan aspal di wilayah seperti itu, umur jalannya pasti pendek dan biaya perawatannya lebih besar.”
Pendekatan tersebut menegaskan komitmen pemerintah daerah dalam membangun infrastruktur yang tidak hanya berfungsi, tetapi juga berkelanjutan. Dengan menyesuaikan metode pembangunan terhadap kondisi lapangan, anggaran dapat digunakan lebih efisien dan manfaat infrastruktur bisa dirasakan lebih lama oleh masyarakat.
Lebih jauh, Pandi menekankan bahwa pembangunan jalan berbasis rigid pavement akan diprioritaskan untuk wilayah-wilayah kecamatan yang masih memiliki kondisi jalan dasar berupa tanah, batu, atau kerikil. Ia menegaskan bahwa ruas-ruas jalan ini membutuhkan perhatian khusus karena selama ini menjadi penghubung vital bagi mobilitas warga namun belum pernah tersentuh pembangunan konstruksi permanen.
“Di kecamatan yang jalannya masih berbentuk tanah dan batu, kita targetkan dilakukan pengecoran jalan. Itu sudah menjadi arah pembangunan kita,” katanya.
Ia juga menambahkan, “Tujuannya bukan hanya memperbaiki kondisi jalan, tapi membangun fondasi ekonomi masyarakat. Karena kalau aksesnya baik, pelayanan publik dan ekonomi lokal ikut bergerak.”
Kebijakan ini sekaligus menggambarkan komitmen pemerataan pembangunan yang menjadi fokus pemerintah daerah bersama DPRD. Dengan memperkuat konektivitas hingga ke kecamatan, akses masyarakat terhadap layanan kesehatan, pendidikan, dan distribusi barang diyakini akan semakin meningkat. Infrastruktur yang mumpuni juga menjadi penunjang penting bagi pertumbuhan ekonomi lokal, terutama di daerah yang sebelumnya sulit dijangkau akibat kondisi jalan yang belum layak.
Penerapan rigid pavement bukan hanya membangun jalan yang kokoh, tetapi juga merupakan investasi strategis untuk masa depan Kabupaten Kutai Timur. Dengan konstruksi yang lebih tahan lama dan minim perawatan, pemerintah berharap beban anggaran perbaikan jalan dapat ditekan sehingga ruang fiskal bisa digunakan untuk kebutuhan pembangunan lainnya. (ADV)
![]()


