Faktanusa.com, Sangatta – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutai Timur, Faizal Rachman, kembali menegaskan pentingnya pembangunan sektor perkebunan yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat lokal. Menurutnya, model pengelolaan yang memberi ruang besar bagi masyarakat terbukti lebih efektif dalam menciptakan pemerataan ekonomi sekaligus menjaga keberlanjutan pembangunan jangka panjang.

Faizal menilai bahwa potensi sektor perkebunan di Kutai Timur sangat besar, namun belum sepenuhnya memberikan manfaat yang merata. Dengan melibatkan masyarakat sebagai pelaku utama, perkebunan diyakini mampu menjadi motor penggerak ekonomi daerah yang tidak hanya menguntungkan secara finansial, tetapi juga memperkuat ketahanan sosial dan lingkungan.

“Harapannya, basis perkebunan yang ada di Kabupaten Kutai Timur berbasis kekuatan masyarakat,” ujar Faizal dengan tegas. Rabu (19/11/2025)

Ia menjelaskan bahwa pendekatan berbasis masyarakat memberikan dampak langsung terhadap pendapatan warga, terutama di wilayah pedesaan yang masih sangat bergantung pada sektor pertanian dan perkebunan. Melalui sistem pengelolaan kolektif — baik dalam bentuk koperasi maupun kelompok tani — masyarakat dapat memperoleh nilai tambah yang lebih besar dibandingkan jika perkebunan dikelola oleh korporasi besar.

Menurutnya, keberhasilan pembangunan perkebunan rakyat sangat bergantung pada konsistensi kebijakan pemerintah daerah dalam mendukung model pengelolaan tersebut. Pemerintah diharapkan tidak hanya hadir melalui regulasi, tetapi juga memberikan dukungan teknis dan fasilitas yang memadai.

“Bukan berbasis korporasi,” tambah Faizal, menegaskan kembali bahwa orientasi pembangunan harus berpihak kepada masyarakat kecil, bukan perusahaan besar.

Ia menekankan bahwa dukungan komprehensif diperlukan agar masyarakat mampu mengelola perkebunan secara produktif, mulai dari penyediaan bibit unggul, pendampingan teknis, pelatihan budidaya berkelanjutan, hingga kemudahan akses permodalan. Tak hanya itu, pemerintah juga perlu memastikan adanya jaminan pemasaran sehingga hasil perkebunan rakyat dapat terserap dengan baik dan memberikan pendapatan yang stabil.

Faizal menyebut bahwa pendekatan ini tidak hanya berorientasi pada peningkatan ekonomi, tetapi juga pada aspek keberlanjutan lingkungan. Sistem perkebunan yang dikelola oleh masyarakat secara langsung cenderung lebih memperhatikan aspek konservasi lahan dan kelestarian hutan karena masyarakat memiliki keterikatan langsung dengan sumber daya alam di sekitar mereka.

Dengan kebijakan yang berpihak kepada petani lokal, perkebunan rakyat diyakini dapat berkembang menjadi sektor yang berdaya saing tinggi dan menjadi penopang ekonomi Kutai Timur dalam jangka panjang. Selain memperkuat kemandirian ekonomi, model ini juga akan menciptakan pemerataan kesejahteraan yang lebih inklusif.

Faizal berharap pemerintah daerah dapat terus menjaga komitmen dalam memperkuat perkebunan berbasis masyarakat. Dengan pendampingan yang tepat dan kebijakan yang konsisten, perkebunan rakyat berpotensi menjadi pilar utama pembangunan daerah yang lebih adil, mandiri, dan berkelanjutan. (ADV)

Loading