Faktanusa.com, Sangatta – Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (DTPHP) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) terus memperkuat kemandirian benih daerah dengan menggenjot produksi benih padi unggul varietas Mekongga. Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas pertanian lokal sekaligus memperluas ketersediaan benih berlabel yang dibutuhkan petani.

Kepala DTPHP Kutim, Dyah Ratnaningrum, mengatakan bahwa Kutai Timur kini memiliki kemampuan memproduksi benih unggul berlabel ungu—kategori mutu yang telah melalui proses sertifikasi ketat. Menurutnya, kehadiran benih unggul ini dapat menjadi pendorong hasil produksi padi lokal.

“Kutai Timur kini mampu memproduksi benih unggul berlabel ungu yang memiliki produktivitas tinggi. Kami berharap ini menjadi langkah nyata untuk meningkatkan hasil pertanian petani lokal dan menekan ketergantungan terhadap pasokan benih dari luar daerah,” ujar Dyah, Kamis (20/11/2025).

Ia menambahkan bahwa pengembangan benih Mekongga dilakukan di empat lokasi, yaitu Kecamatan Kaubun, Sangatta Selatan, Long Mesangat, dan Kombeng. Empat titik itu dinilai memiliki potensi lahan dan kondisi agroklimat yang sesuai sehingga proses penangkaran dapat berjalan lebih optimal.

“Dengan potensi yang ada, kami optimistis tanaman pangan di Kutim bisa terus berkembang. Penguatan benih adalah kunci untuk meningkatkan produktivitas padi dan menjaga ketahanan pangan daerah,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Tanaman DTPHP Kutim, Dessy Wahyu Fitrisia, menjelaskan bahwa dari empat wilayah tersebut, Kecamatan Long Mesangat menjadi sentra utama pengembangan benih padi Mekongga. Total luas pengembangan varietas ini mencapai 70 hektare, dengan sekitar 2,5 hektare di antaranya difungsikan sebagai lahan penangkaran benih.

“Benih yang dihasilkan dari Long Mesangat didistribusikan kepada kelompok tani. Kami memastikan proses penangkaran mengikuti standar sertifikasi agar benih yang keluar memiliki mutu unggul dan siap tanam,” kata Dessy.

Ia menegaskan bahwa varietas Mekongga dipilih karena memiliki produktivitas tinggi, tahan terhadap kondisi iklim lokal, dan relatif mudah dibudidayakan oleh petani. Varietas ini dikenal memiliki kemampuan adaptasi yang baik di lahan sawah Kutai Timur.

Dessy juga memaparkan bahwa produksi padi tahun lalu mencapai rata-rata 6,5 ton per hektare. Berdasarkan laporan sementara dari beberapa kelompok tani, hasil panen terbaru bahkan menunjukkan angka yang cukup menjanjikan.

“Rata-rata hasil panen mencapai 60 hingga 70 karung per hektare. Namun untuk memastikan data akurat, kami masih menunggu hasil pengubinan di lapangan,” jelasnya.

Upaya peningkatan produksi benih ini diharapkan menjadi fondasi kuat bagi peningkatan produktivitas padi Kutai Timur. Dengan ketersediaan benih unggul yang lebih terjamin, petani dapat lebih percaya diri memasuki musim tanam, sekaligus memperkuat ketahanan pangan daerah ke depan. (Adv/Shin/**)

Loading