Faktanusa.com, Sangatta – Harapan masyarakat Kutai Timur (Kutim) untuk segera memiliki Museum Budaya harus kembali ditunda. Proyek yang telah direncanakan sejak beberapa tahun lalu itu terpaksa dihentikan sementara pada tahun ini akibat penyesuaian keuangan daerah. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutim memastikan penundaan tersebut terjadi murni karena kondisi fiskal yang tidak memungkinkan.

Kepala Disdikbud Kutim melalui Kepala Bidang Kebudayaan, Padliyansyah, menyampaikan bahwa anggaran tahap awal yang sebelumnya telah disiapkan akhirnya harus dibatalkan. Menurutnya, pemerintah daerah melakukan efisiensi anggaran demi menjaga stabilitas keuangan di tengah defisit fiskal.

“Anggaran tahap awal yang kami rencanakan sebesar Rp2 miliar harus dihapus pada tahun ini, karena adanya efisiensi anggaran,” jelas Padliyansyah. Selasa (18/11/2025).

Ia menuturkan bahwa kondisi ini tidak hanya berdampak pada proyek museum, tetapi juga beberapa kegiatan lain yang dianggap masih bisa ditunda. Namun demikian, Disdikbud Kutim tetap optimistis pembangunan museum tersebut dapat kembali dilanjutkan setelah situasi anggaran membaik.

Menurut Padliyansyah, dinasnya telah menyiapkan rencana penyusunan ulang anggaran pembangunan tahap awal yang akan diajukan kembali pada tahun depan. Upaya tersebut dilakukan agar pembangunan museum tidak terus mengalami stagnasi.

“Kami akan coba lagi di tahun depan. Dan akhir tahun ini saya juga akan ke pusat untuk menindaklanjuti, siapa tahu ada bantuan dari pemerintah pusat untuk segera dibangun museum itu,” ujarnya.

Museum Budaya Kutim diproyeksikan membutuhkan anggaran sekitar Rp15 miliar untuk pembangunan fisik saja. Jumlah itu merupakan hasil perhitungan konsultan dan belum termasuk pengadaan koleksi, furnitur, serta peralatan pendukung lainnya.

“Lima belas miliar itu baru bangunannya saja. Isinya belum,” tegasnya.

Museum tersebut rencananya dibangun di atas lahan seluas 4 hektare yang berada di Jalan Soekarno Hatta, arah menuju Bengalon. Lahan itu telah ditetapkan sejak beberapa tahun lalu dan sudah diberi tanda peruntukan sehingga siap digunakan kapan pun proyek dimulai.

Padliyansyah menambahkan bahwa museum tidak akan sekadar menjadi tempat menyimpan benda-benda bersejarah. Dalam masterplan yang telah disiapkan, museum akan dibuat sebagai pusat kebudayaan terpadu yang mampu menampung berbagai aktivitas seni dan budaya masyarakat Kutim.

“Insyaallah nanti terintegrasi dengan gedung kesenian. Karena kita belum punya dewan kesenian dan gedung kebudayaan,” tuturnya.

Kompleks museum juga akan dilengkapi fasilitas pendukung seperti ruang pertunjukan indoor dan outdoor, ruang kreasi seniman, hingga area UMKM yang dapat dimanfaatkan untuk penjualan cendera mata dan produk seni lokal. Kehadiran museum ini diharapkan dapat menjadi pusat aktivitas budaya serta memperkaya identitas daerah.

“Kalau sudah jadi, otomatis kegiatan festival-festival budaya akan lebih banyak di museum,” pungkasnya. (Adv/Shin/**)

Loading