
Faktanusa.com, Sangatta – Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) memastikan metode kontrasepsi vasektomi aman dilakukan oleh masyarakat. Namun demikian, keputusan untuk menjalani prosedur ini harus melalui pertimbangan matang karena sifatnya yang permanen.
Vasektomi merupakan metode bedah steril untuk pria dengan cara memotong atau menyumbat saluran vas deferens, yaitu saluran yang membawa sperma dari testis ke penis. Prosedur ini bertujuan mencegah kehamilan dan termasuk kategori metode kontrasepsi mantap.
Di Kutai Timur, program vasektomi menunjukkan tren peningkatan meski masih minim peminat. Sejumlah pria mulai berani mengambil pilihan tersebut demi kesehatan keluarga dan keberlangsungan rumah tangga.
Kepala Bidang Keluarga Berencana DPPKB Kutim, Mustika, menjelaskan bahwa sejauh ini pengalaman para akseptor membuktikan vasektomi tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan maupun kehidupan rumah tangga.
“Hingga September 2025, DPPKB Kutim mencatat sudah ada tiga pria yang menjalani vasektomi dari target lima akseptor tahun ini. Proses ini memang tidak mudah karena keputusan vasektomi harus benar-benar matang,” ujarnya. Selasa (18/11/2025).
Ia menegaskan bahwa vasektomi tidak bisa diambil secara sembarangan. Ada sejumlah syarat yang wajib dipenuhi, antara lain usia minimal 35 tahun, kondisi sehat jasmani dan rohani, telah memiliki minimal dua anak, serta mendapatkan persetujuan istri.
Menurut Mustika, alasan pria memilih vasektomi cukup beragam. Sebagian mempertimbangkan faktor ekonomi, jumlah anak yang sudah banyak, hingga kondisi kesehatan istri yang tidak memungkinkan lagi menggunakan metode kontrasepsi lain.
“Banyak keluarga yang anaknya sudah lima, enam, atau tujuh. Istrinya tidak cocok pakai KB, ada yang gemuk, ada yang sakit-sakitan, atau sudah beberapa kali operasi sesar. Kasihan kalau dipaksa hamil lagi. Akhirnya suami yang ambil jalan vasektomi,” terangnya.
Meski begitu, DPPKB tidak langsung menganjurkan vasektomi kepada setiap pasangan. Mustika menegaskan pihaknya tetap mendorong penggunaan metode kontrasepsi lain terlebih dahulu apabila kondisi kesehatan dan situasi keluarga masih memungkinkan.
Ia menambahkan, edukasi mengenai vasektomi akan terus diperkuat agar masyarakat tidak lagi memiliki stigma negatif terhadap metode kontrasepsi untuk pria tersebut. Selain aman, vasektomi dipandang menjadi salah satu solusi efektif bagi keluarga yang ingin mengatur jarak kehamilan secara permanen.
“Yang paling penting adalah kesiapan pasangan. Vasektomi aman, tetapi harus melalui pertimbangan matang dan kesepakatan bersama,” tutupnya. (Adv/Shin/**)
![]()


