Faktanusa.com, Sangatta — Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Diskop UKM) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) terus memperkuat peran sektor ekonomi kerakyatan melalui pemberdayaan koperasi dan pelaku UMKM. Fokus utama diarahkan pada peningkatan kapasitas, pendampingan usaha, dan penguatan kelembagaan agar koperasi dan UMKM di Kutim semakin mandiri, tangguh, serta mampu bersaing di pasar modern.

Kepala Diskop UKM Kutim, Teguh Budi Santoso, mengatakan pihaknya terus mendorong pengaktifan kembali koperasi-koperasi yang sebelumnya tidak berjalan, sekaligus meningkatkan pendampingan bagi para pelaku usaha mikro.

“Kami terus mendorong agar koperasi yang sebelumnya nonaktif bisa kembali aktif. Di sisi lain, UMKM juga kami bantu untuk bisa menembus pasar yang lebih luas,” ujarnya. Jum’at (14/11/2025)

Sejumlah langkah konkret telah dilakukan, di antaranya pelaksanaan Rapat Anggota Tahunan (RAT), penguatan pengawasan internal koperasi, serta penyelenggaraan sosialisasi dan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas usaha. Diskop UKM juga mendampingi pelaku UMKM dalam pengurusan legalitas usaha seperti Nomor Induk Berusaha (NIB), Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), sertifikasi halal, hingga pelatihan pengemasan produk agar memenuhi standar higienitas dan pasar modern.

Teguh mengakui bahwa beberapa kegiatan pembinaan sempat tertunda akibat efisiensi anggaran daerah. Pengetatan anggaran membuat sejumlah program yang telah direncanakan harus ditangguhkan sementara.

“Setelah adanya efisiensi, kami memang harus menahan pedal gas. Beberapa program yang sudah siap dijalankan terpaksa kami tunda sambil menunggu kepastian alokasi anggaran perubahan,” jelasnya.

Meski demikian, Diskop UKM tetap menjadikan digitalisasi sebagai arah pengembangan utama. Menurut Teguh, masih banyak pelaku UMKM di Kutim yang belum siap masuk ke platform digital karena minimnya keterampilan teknologi.

“Banyak pelaku UMKM kita masih gagap teknologi. Karena itu, kami mulai dari hal sederhana, seperti melatih mereka membuat konten, foto produk, hingga video promosi agar bisa dipasarkan secara online,” terangnya.

Dalam waktu dekat, pemerintah daerah juga menyiapkan Rumah Produksi Bersama sebagai fasilitas peningkatan mutu produk unggulan daerah, seperti amplang dan gula semut. Fasilitas ini diharapkan menjadi pusat quality control untuk memastikan produk lokal memiliki standar yang memenuhi kebutuhan pasar nasional maupun internasional.

“Rumah produksi ini akan berfungsi sebagai tempat quality control agar pembeli tidak kecewa. Kita ingin produk UMKM Kutim bisa bersaing hingga ke pasar luar negeri,” tambahnya.

Selain pembinaan dan digitalisasi, Diskop UKM juga memperkuat kerja sama dengan perbankan untuk memperluas akses permodalan bagi UMKM. Namun Teguh mengakui masih banyak pelaku usaha yang belum berani mengambil kredit karena kekhawatiran terhadap risiko bunga.

“Kami sudah komunikasikan dengan beberapa bank daerah, namun memang masih ada pelaku usaha yang belum berani mengambil kredit karena takut risiko bunga,” ujarnya.

Melalui berbagai program tersebut, Diskop UKM Kutim berharap koperasi dan UMKM dapat tumbuh lebih kuat dan menjadi pilar utama dalam menggerakkan ekonomi kerakyatan di Kutai Timur. (Adv/Shin/**)

Loading